Eksplorasi.id – Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Sarolangun akibat adanya penambang emas tanpa izin yang beraktivitas secara ilegal.
“Pemerintah bukan melarang masyarakat untuk mencari emas, tapi harus ada aturannya. Tanpa ada aturannya ya inilah akibatnya. Apakah kita biarkan saja alam ini hancur semua baru kita perbaiki,” kata Zola, saat meninjau korban banjir bandang, di Sarolangun, Selasa (29/3).
Zola menyatakan, musibah banjir dampak luapan Sungai Batang Limun di kabupaten itu memang sudah setiap tahun terjadi namun dalam skala kecil, tapi tahun ini cukup mengejutkan dengan terjadi banjir bandang.
“Ini perlu dikaji dan duduk bersama antara masyarakat, pemerintah kabupaten dan provinsi, kejadian ini ulah manusia. Untuk itu semua harus mempunyai komitmen untuk pencegahan agar jangan terulang lagi, serta aturan dan undang-undangnya harus dibuat,” ujar Zola.
Dia menyebutkan, tiga kabupaten yang harus duduk bersama membahas masalah penambang emas tanpa izin itu, yakni Sarolangun, Merangin, dan Bungo.
“Kami akan panggil bupati dan seluruh pihak terkait untuk duduk bersama mencari jalan keluarnya. Pemerintah Provinsi Jambi siap membantu masyarakat yang terkena musibah banjir ini. Sekali lagi saya sampaikan tolong didata semua korban banjir, ajukan ke Pemprov Jambi dengan segera kita bantu,” katanya pula.
Saat meninjau korban banjir, lokasi pertama yang dikunjungi Zola adalah Desa Ladang Panjang Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun.
Zola menyerahkan bantuan paket berupa mi instan, selimut, kain serta alat dapur bagi korban banjir di desa itu. Setelah meninjau Desa Ladang Panjang, Zola beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju Desa Tumenggung Kecamatan Limun.
Gubernur juga menyerahkan beberapa bantuan paket secara simbolis dan meninjau SD 76/V-II Tumengung yang juga terendam banjir.
Dia menyampaikan keprihatinan serta berharap warga setempat sabar dan tabah atas musibah yang melanda dan menjadikan bencana alam itu pelajaran yang sangat berharga.
Gubernur juga meminta kepada bupati Sarolangun untuk mendata semua kerugian dan segera mengajukan ke Pemprov Jambi bantuan yang dibutuhkan untuk segera ditindaklanjuti.
Zola juga menyerahkan bantuan uang untuk korban banjir di Sarolangun dari Pemprov Jambi sebesar Rp 150 juta secara simbolis yang diterima Bupati Sarolangun.
Bupati Sarolangun Cek Endra mengatakan, pemkab setempat juga telah membantu masyarakat pada empat kecamatan yang terkena bencana itu.
Banjir bandang dan banjir akibat luapan Sungai Batang Limun merendam lebih dari 1.000 rumah, merusak satu jembatan, dan merusak 70 hektare sawah.
Banjir bandang yang terjadi Senin (28/3) kemarin menghantam enam desa di Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun.
Namun hingga Selasa banjir bandang terus meluas hingga ke Kecamatan Sarolangun.
Akibatnya dua desa dan beberapa kelurahan di Kecamatan Sarolangun juga terendam banjir, yakni Kelurahan Gunung Kembang, Pasar Sarolangun, Dusun Sarolangun, dan Desa Ladang Panjang serta Lidung.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arif Munandar mengatakan, berdasarkan data sementara, banjir bandang yang terjadi Senin kemarin merendam 87 unit rumah warga, menghanyutkan satu jembatan gantung, serta merendam satu masjid dan satu musala.
Enam desa yang dihantam banjir bandang itu yakni Desa Panca Karya, Demang, Mansao, Temenggung, Muara Limun, dan Pulau Pandang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun.
Arif menjelaskan, banjir terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi sejak Minggu (27/3) di wilayah Kabupaten Sarolangun bagian hulu. Hujan yang berlangsung lama itu menyebabkan air Sungai Batang Limun meluap.
“Banjir bandang terjadi Senin dini hari sekitar pukul 02.00 WIB dan merendam perumahan di sepanjang aliran sungai tersebut. Ketinggian air antara 1-3 meter, fasilitas dam yang ada juga tidak mampu menampung debit air. Tapi kingga saat ini tidak ada korban jiwa namun banjir makin meluas ke kecamatan lain,” kata Arif.
Eksplorasi | Antara | Ponco