Eksplorasi.id – Menteri ESDM Arifin Tasrif berharap tahun ini mendapatkan pengganti dua perusahaan operator di proyek Ultra Laut Dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) dan Blok Masela. Sebelumnya, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Shell Upstream Overseas Ltd merupakan perusahaan operator di masing-masing proyek migas tersebut.
Diketahui, CPI akan melepas hak kelolanya di proyek IDD tersebut. Saat ini CPI masih merampungkan diskusi peralihan pengembangan proyek tersebut bersama perusahaan migas asal Italia, Eni S.p.A.
Baca juga: SKK Migas tunggu kejelasan operator pengelola proyek IDD
Sementara untuk Shell, seperti diketahui pada awal 2020 perusahaan tersebut menyatakan niatan untuk hengkang dari konsorsium pengelolaan Blok Masela. Shell berencana melepas hak partisipasinya yang sebesar 35 persen di blok tersebut.
Saat ini, pemegang hak partisipasi terbesar, Inpex Corporation melalui Inpex Masela Ltd dibantu otoritas terkait yakni Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mencari mitra baru pengganti Shell.
Kata Arifin, Eni menunjukkan minatnya yang serius ada 800 mmscfd yang akan diproduksi di sana yang akan bisa mendukung LNG di Bontang. “Diharapkan negosiasi bisa diselesaikan pada kuartal I-2021,” kata Arifin di Jakarta, Kamis (7/1).
“Namun sedang diupayakan untuk mencarikan partner altrenatif dan akan dilakukan tahun ini,” ujar Arifin lagi.
Meski akan hengkang, Shell tetap berkomitmen untuk memenuhi program kerja yang sudah disepakati sesuai POD yang dikeluarkan hingga adanya mitra baru di wilayah kerja migas tersebut. Lapangan Abadi Masela ditargetkan onstream pada 2026 dengan kumulatif produksi selama kontrak sebesar 16,38 triliun standar kaki kubik atau TSCF (gross).
Adapun penjualan gasnya sebesar 12,95 TSCF dengan kapasitas produksi Kilang LNG 9,5 juta ton per tahun (MTPA) dan 150 juta standar kaki kubik (mmscfd) untuk gas pipa, serta produksi kumulatif kondensat sebesar 255,28 juta barel (MMSTB).
Sementara untuk proyek IDD, berdasarkan data SKK Migas bisa berproduksi hingga 1.120 juta kaki kubik per hari atau Million Standard Cubic Feet per Day (MMscfd) gas dan minyak 40 ribu barel per hari (bph). Proyek ini sedianya akan beroperasi pada kuartal I-2024.