Eksplorasi.id – Salah satu unit usaha Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), tahun lalu mencatat kerugian hingga USD 2,185 miliar atau setara Rp 28,2 triliun (kurs Rp 12.900).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/10), kerugian tersebut melonjak 346 persen dibanding tahun sebelumnya yang ‘hanya’ USD 448,409 juta atau sekitar Rp 5,784 triliun.
Di satu sisi, perseroan juga mencatat beban usaha mengalami penurunan dari USD 130,389 juta pada 2014 menjadi USD 49,881 juta pada tahun lalu. Komponen tersebut menyebabkan rugi usaha berkurang menjadi USD 9,374 juta dari 2014 yang sebesar USD 74,176 juta.
Di sisi lain, BUMI masih mencatatkan keuntungan kurs sebesar USD 504.176. Padahal, pada 2014, perseroan mencatatkan rugi kurs sebesar USD 2,869 juta.
Kemudian terkait beban bunga dan keuangan perseroan mengalami penurunan dari USD 846,327 juta pada 2014 menjadi USD 453,223 juta pada tahun lalu, dan beban amortisasi turun dari USD 54,304 juta menjadi USD 599.479.
Ironisnya, secara keseluruhan beban pajak penghasilan netto naik dari USD 85,032 juta menjadi USD 144,915 juta. Namun, BUMI masih memeroleh pendapatan sebesar USD 40,506 juta atau sekitar Rp 522,527 miliar pada 2015.
Pendapatan ini lebih rendah dibandingkan perolehan pendapatan pada tahun sebelumnya, yakni pada 2014 yang sebesar USD 61,928 juta atau setara Rp 798,9 miliar.
Reporter : Diaz