Eksplorasi.id – Demi mengefisiensikan infrastruktur gas serta mewujudkan diversifikasi dan konservasi energi pada program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), Pemerintah berharap PT Pertamina dan PT PGN dapat bersinergi.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said belum lama ini.
Sudirman menegaskan, selain agar lebih efisien, sinergi Pertamina dan PGN juga akan menyelesaikan permasalahan tumpang tindih infrastruktur yang dibangun oleh masing-masing BUMN tersebut.
“Jika bank-bank saja memiliki Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bersama, mengapa Pertamina dan PGN tidak bisa,” ujarnya.
Apabila konsolidasi antara dua BUMN tersebut dapat tercipta, lanjut Sudirman, Pemerintah bisa mewujudkan pembentukan badan Badan Penyangga Gas Bumi.
Sebagai informasi, proyek-proyek infrastruktur gas bumi yang diresmikan di Cikarang ini merupakan bagian dari penugasan APBN 2015 yang secara keseluruhan berupa 18 unit SPBG, dua lokasi Jargas, dan lima unit GTM dengan nilai anggaran Rp2,1 triliun. Perinciannya, infrastruktur jargas Kabupaten Bekasi sebanyak 3.949 sambungan rumah tangga dengan pasokan gas sebanyak 0,2 juta kaki kubik per hari yang dipasok dari Pertamina EP, dua unit SPBG Online Station di Kabupaten Subang berkapasitas masing-masing maksimum 1 MMSCFD atau setara dengan 30,000 LSP (Liter setara Premium) per hari, SPBG Online Station di Depok dengan kapasitas maksimum 1 MMSCFD atau setara dengan 30,000 LSP per hari. Sumber pasokan dari ke tiga SPBG tersebut berasal dari Pertamina EP.
Selain itu, SPBG Daughter Station di Ciawi Kab. Bogor dengan kapasitas maksimum 0,5 MMSCFD atau setara dengan 15.000 LSP per hari. Gas untuk Daughter Station ini akan disuplai dari Mother Station Cibubur, serta launching pengoperasian 5 (lima) unit GTM berkapasitas masing-masing 0,15 MMSCFD untuk transportasi CNG menuju SPBG maupun MRU.
Eksplorasi | Detik | Aditya