Eksplorasi.id – Produksi minyak (lifting) dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu harus ditingkatkan dalam waktu secepatnya. Pasalnya, tidak ada alasan bagi SKK Migas untuk menghambat peningkatan lifting tersebut.
Hal itu ditegaskan oleh anggota Komisi VII DPR Joko Purwanto kepada Eksplorasi.id di Jakarta, Rabu (7/12). Menurut dia, pada saat lifting Banyu Urip dinaikkan maka secara otomatis pendapatan negara ikut naik.
“Peningkatan lifting Banyu Urip harus segera dilakukan dalam waktu dekat. Soal kendala teknis di lapangan seperti apa, kami dari DPR tidak mau tahu itu. Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL) sebagai operator Banyu Urip pun sudah siap. Jadi, SKK Migas jangan terus persulit,” tegas dia.
Joko mengatakan, penambahan produksi dari 165 ribu barel per hari (bph) menjadi 200 ribu bph akan sangat bermanfaat menambah keuangan negara. “Penambahan 35 ribu bph itu besar sekali. Lumayan menambah keuangan negara di tengah kondisi bangsa saat ini,” ujar dia.
SKK Migas, lanjut dia, juga diharapkan bisa merevisi sejumlah syarat yang dibebankan kepada EMCL terkait peningkatan lifting Banyu Urip.
“Sejumlah syarat, kalau tidak salah ada 10 poin yang dikeluarkan Amien Sunaryadi, yang ditujukan kepada presiden EMCL harus direvisi. Semestinya SKK Migas malah memberi reward terhadap KKKS yang bisa meningkatkan produksi dari target yang ditetapkan di awal. Jangan malah dibebankan dengan regulasi yang menyulitkan KKKS,” ujar dia.
Di satu sisi, imbuh Joko, jika lifting Banyu Urip jadi ditingkatkan dalam waktu dekat ini, maka minyak dari peningkatan lifting itu harus disalurkan ke pipa milik PT Pertamina EP Cepu.
“Ini sebagai antisipasi menjadi secondary supporting alias sebagai back up. Sebab, harus dipahami juga pipa minyak yang mengalir dari Banyu Urip ke FSO Gagak Rimang sudah overload,” jelas dia.
Menurut dia, antisipasi diperlukan karena pipa minyak yang di bangun EMCL dengan ukuran 1 x 20 inchi hanya terpasang satu pipa saja.
Menurut Joko, selama ini fasilitas produksi berupa pipanasi transportasi minyak mentah dengan kapasitas 44 ribu bph yang telah di bangun Pertamina EP Cepu dari ‘Pad A’ ke FSO Tanker Cinta Natomas milik negara tidak diberdayakan sebagai back up.
“Ini sebagai antisipasi apabila terjadi masalah dengan pipanisasi yang dibangun EMCL dari ‘Pad B’ ke FSO Gagak Rimang,” kata anggota dewan dari Fraksi PPP, ini.
Reporter : HYN