Eksplorasi.id – Pemerintah bisa memberikan sejumlah insentif untuk kembali menggairahkan industri migas di Tanah Air. Insentif mutlak diperlukan agar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa terus beroperasi dan mencegah terjadinya gelombang PHK massal.
“Insentif yang bisa diberikan pemerintah misalnya terkait bagi hasil (split) yang sangat menarik, contohnya up to 51 : 49,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto melalui pesan tertulis kepada Eksplorasi.id yang dikirim via WhatsApp Messenger, Rabu (15/6).
Menurut Djoko, insentif juga berfungsi untuk terus menggenjot produksi migas nasional dan mengangkat minyak sebanyak 44,98 miliar barel melalui teknologi secondary recovery, seperti perekahan reservoar, injeksi water, steam flooding, injeksi CO2, injeksi bahan kimia surfaktan dan polimer, penggunaan bakteri, fibrasi maupun elektromagnetik.
“Ditjen Migas menunggu proposal dari KKKS agar bisa mengimplementasikan insentif tersebut. Segera mungkin, tinggal nunggu proposal dari para KKS. Implementasinya memang harus menunggu proposal dari mereka (KKKS), lapangan mana saja yang mau mereka ajukan untuk secondary recovery,” jelas Djoko.
Djoko menambahkan, selain split pemerintah dapat memberikan insentif berupa DMO market price dan insentif kredit. “Soal besaran split dasar hukumnya UU Migas, yang terpenting lebih menguntungkan negara dan split negara harus lebih besar dari 50 persen,” ujar dia.
Eksplorasi | Her
Suatu wacana yg bagus tetapi implementasi sangat sulit dengan harga minyak yg terlalu rendah untuk proyek EOR untuk cadangan minyak dari Residual Oil Saturation yg sifatnya jangka panjang dan bukan instan response thd kenaikan produksi. Tidak perlu adanya perubahan split bagi hasil jika hanya untuk akselerasi produksi thd sisa cadangan moveable oil Saturation dng cara yg lebih effective dan effisien serta murah yaitu penerapan teknologi pengeboran Horizontal atau multilateral dng ICD Smart Completion dan dikombinasikan dengan Drill In Fluid yg lebih bagus serta Welbore Clean up yg lebih bagus yang kemudian langsung diterapkan teknologi stimulasi sumur modern dng Namet Solution ( Surfacant In Diesel ), dimana hal ini sudah dilakukan di KOC, Saudi Aramco, BP USA, PDVSA, PEMex dng sukses menaikan produksi rata 2 200% sampai 300%. Hal ini mereka melakukan proses Procurement dengan Direct Appointment karena sudah ber patent USA. Jadi tinggal bagi ESDM dan SKKMIGAS dan kementrian Keu serta BPK bisa nggak memberikan fasilitas tersebut.