Eksplorasi.id – Harga minyak dunia turun sekitar 3% dipicu kekhawatiran bahwa pemulihan pasar dalam enam pekan telah melampaui fundamental, stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) terus produksi dan Iran mempertahankan ketidaksiapannya untuk bergabung dengan produsen utama dalam membekukan produksi.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan, permintaan global untuk minyak mentah dari anggotanya, termasuk Arab Saudi dan Iran, akan kurang dari yang diperkirakan sebelumnya pada 2016 karena pasokannya bersaing dengan produsen nonOPEC. Di mana pasokan OPEC kemungkinan akan melebihi permintaan sekitar 760.000 barel per hari, naik dari sebelumnya yang sebesar 720.000 bph.
Rusia mengatakan, pertemuan OPEC dengan produsen minyak utama lainnya mungkin akan diadakan di Doha bulan depan. Iran dinilai mendukung rencana tersebut, sementara Teheran mengatakan ingin melipatgandakan ekspor minyak mentah untuk 4 juta barel per hari.
“Semua data di luar sana yang menunjukkan pasokan lebih tinggi dan permintaan yang lebih rendah untuk minyak, dan yang hanya bisa berarti harga lebih rendah,” kata Phillip Streible, strategi pasar di RJO Futures di Chicago.
Harga minyak AS turun USD1,32 atau 3,4% menjadi USD37,18 per barel, sementara harha minyak brent berakhir turun 86 sen atau 2% menjadi USD39,53. Penurunan harga minyak terjadi setelah pekan lalu reli 7% yang naik berturut-turut selama sepekan. Di mana harga minyak brent pekan lalu naik 4% atau naim untuk pekan ketiga secara berturut-turut.
Morgan Stanley memperkirakan perdagangan harga minyak pada kisaran USD25-USD45 untuk minyak mentah AS di pasar kelebihan pasokan tapi volatile. “Dari perspektif jangka panjang selama empat sampai enam pekan mendatang, kami masih mengantisipasi penurunan harga minyak mentah utama untuk area USD26-USD28,” kata Jim Ritterbusch di Chicago konsultan energi Ritterbusch & Associates.