EKSPLORASI – Industri hulu migas dinilai masih memegang peranan strategis dan sangat penting dalam perekonomian nasional, sehingga para pelaku usaha sektor hulu migas perlu untuk menegaskan bahwa industri ini akan tetap bersinar.
”Kita buktikan dengan inisiatif-inisiatif yang akan kita lakukan pada 2023. Salah satunya, inisiatif dari para pimpinan human resources Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk melakukan rekrutmen bersama, mengambil lulusan-lulusan terbaik universitas di Indonesia untuk bergabung di industri hulu migas,” kata Kepala Divisi Sumber Daya Manusia SKK Migas Hudi Suryodipuro dalam keterangan di Jakarta, Jumat (20/1/23).
Penegasan bahwa hulu migas tetap industri yang bersinar, menurut Hudi, antara lain lewat semangat untuk mengubah pola pikir (mindset) dari business as usual menjadi business not as usual.
“Semangat itu masih harus ditambah dengan pola pikir lead to win, di mana output-nya adalah bagaimana kita bisa menang di kemudian hari,” ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, adalah kesiapan dari para pelaku industri hulu migas untuk mengimplementasikan kepemimpinan transformasional.
”Setelah kita mempelajari pola-pola leadership dan beragam tantangan ke depan, yang paling penting para leader yang hadir di forum ini adalah mencetak leader-leader baru di perusahaan masing-masing. Ini pesan yang sangat powerful,” kata Hudi.
Kemudian poin ketiga adalah memperkuat kualitas sumber daya manusia hulu migas dengan fokus di berbagai kompetensi. Utamanya, meningkatkan dua kompetensi dasar seorang pemimpin, yakni planning & monitoring dan problem solving & decision making. ”Kalau seorang pemimpin tidak berani mengambil keputusan, itu celaka,” ujarnya.
Selanjutnya yang keempat, alumni forum leadership angkatan pertama ini diharapkan menjadi kader-kader pimpinan industri hulu migas untuk menyambung komunikasi dan berjejaring (networking). Di antaranya, untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan terkait isu-isu aktual dalam industri hulu migas.
Terakhir, lanjut Hudi, pentingnya memperkuat sinergi dan kolaborasi. Hal itu tidak lepas dari kondisi faktual di era kolaborasi di semua aspek industri hulu migas.
”Kolaborasi bukan hanya terkait isu-isu teknis, tapi juga isu nonteknis. Ini sebenarnya sudah industri hulu migas lakukan cukup lama, tapi tidak terekspose dengan baik dan benar. Jadi, ini saatnya kita bersinergi lebih baik lagi,” tegasnya.