Eksplorasi.id – Dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah/2016, harga gas elpiji bersubsidi tiga kilogram di wilayah Bogor, Jawa Barat, mencapai Rp 19 ribu di tingkat pengecer, selain mahal warga juga kesulitan untuk mendapatkannya.
“Gas elpiji naik dari Rp 16 ribu menjadi Rp 19 ribu, mereka tidak mau kurang,” kata Ayu (32) warga Ciampea, Kabupaten Bogor, saat ditemui Senin (4/7).
Menurut Ayu, ia telah mencari gas di warung-warung yang biasa menjual gas dekat rumahnya, ada sekitar lima warung yang menjual gas, semuanya menyatakan habis.
Begitu juga di minimarket yang biasa jualan, dan kios-kios yang ada di Pasar Ciampe, semuanya kehabisan stok gas. Ia pun sudah mencari ke SPBU terdekat di Jl Raya Ciampea, tetapi habis. Begitu juga di pangkalan gas di arah Dramaga, juga kosong. “Saya udah mencari sampai ke Leuwiliang, baru dapat, harganya sudah naik jadi Rp 19 ribu,” katanya.
Salah satu pangkalan gas di Dramaga menyebutkan, pasokan gas elpiji subsidi sedang kosong, belum ada pengiriman. Mereka juga tidak bisa menjanjikan kapan gas akan masuk. “Saya sudah tanya ke pangkalan katanya gas kosong belum masuk droppingan,” kata Nurhayanti (54) warga lainnya.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minya dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Bogor Bahriun mengatakan terjadi peningkatan konsumsi gas elpiji di masyarakat menjelang lebaran sebesar 30 persen.
“Kebutuhan gas di wilayah Bogor normalnya 4,7 juta tabung, sekitar 3,7 untuk wilayah Kabupaten dan 1 juta untuk wilayah Kota Bogor. Selama Ramadhan hingga menjelang lebaran kebutuhan meningkat hingga 30 persen,” katanya.
Mengantisipasi kelangkaan, lanjutnya, pihaknya telah mengajukan usulan penambahan pasokan gas untuk menghadapi puasa sebanyak 25 persen dan 30 persen untuk lebaran. “Pasokan kita drop ke setiap pangkalan, jangan sampai ada kelangkaan,” katanya.
Menurut Bahriun, penambahan gas sudah dilakukan, masyarakat diimbau untuk membeli gas di pangkalan atau SPBU agar mendapatkan harga sesuai dengen eceran tertinggi yakni Rp 16 ribu.
Eksplorasi | Ant | Ponco