Eksplorasi.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan Indonesia memiliki potensi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), diantaranya yakni biogas.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi Terbarukan, Halim Kalla di Jakarta.
“Sebagai negara yang berbasis perkebunan dan pertanian, Indonesia punya peluang mengembangkan energi baru terbarukan, terutama bioenergi,” ujarnya.
Menurut dirinya, biogas adalah merupakan olahan sisa atau limbah industri perkebunan. Namun sayangnya potensi bioenergi itu belum dioptimalkan.
Pasalnya, Halim menjelaskan, Indonesia masih bergantung pada bahan bakar fosil. Sebanyak 50 persen konsumsi energi nasional masih didominasi bahan bakar minyak. Sementara, pemanfaatan energi baru terbarukan masih sebesar 5 persen.
Halim menjelaskan, biogas juga bisa menopang proyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt. Sebagai gambaran, sebanyak 800 pabrik CPO rata-rata mengolah kelapa sawit sebanyak 100 ribu ton tandan buah segar (TBS).
Sementara itu, lanjutnya, limbah cair atau Palm Oil Mill Effluent (POME) yang dihasilkan bisa diolah menjadi biogas untuk menopang pembangkit listrik 1.300 Megawatt atau 1,3 Gigawatt.
“Seperti yang kita tahu, Indonesia punya program besar yakni membangun pembangkit baru dengan kapasitas 35.000 Megawatt. 25 persen di antaranya bakal dikontribusi dari energi baru terbarukan termasuk Biogas,” tandasnya.
Eksplorasi | Detik | Aditya