• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Minggu, Juni 22, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home MINYAK

Kasus Minyak Sarir dan Mesla Tidak Akan Terjadi Bila Ada Pengawasan Intensif di ISC

by Eksplorasi.id
30 September 2016
in MINYAK
0
Transformasi Pengadaan Minyak ISC Berpotensi Tambah Financial US$ 651 Juta

Ilustrasi Pertamina (Foto: Istimewa

0
SHARES
129
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Kasus impor minyak Sarir plus Mesla dari  Libya yang dilakukan Glencore plc, perusahaan asal Swiss, bila ada pengawasan intensif di dalam Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina.

Ilustrasi Pertamina (Foto: Istimewa
Ilustrasi Pertamina (Foto: Istimewa

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Jumat (30/9). “Kalau Pertamina serius mengawasi ISC, kasus Sarir dan Mesla pasti tidak akan terjadi,” tegas dia.

Pasalnya, imbuh Yusri, selama ini ISC dalam menjalankan impor maupun tender minyak tidak transparan.

Dia mencontohkan misalnya dalam setiap rencana pembelian minyak serta produk BBM yang dilakukan ISC tidak pernah diumumkan secara terbuka.

“Ini seperti kasus minyak Zatapi waktu masih ada Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Istilahnya Sarir dan Mesla itu seperti ‘Zatipu’ alias minyak yang dipasok secara tipu muslihat,” jelas dia.

Yusri menjelaskan, ISC dalam menjalan pola bisnisnya masih setengah terbuka. Sebab, tender yang dilakukan ISC tidak seperti lazimnya tender minyak kebanyakan.

“Saat dibuka penawaran harga, semestinya sesama kompetitor bisa saling mengetahui berapa masing-masing pihak menawar, meskipun penawaran via eletronik. ISC seharusnya membuat seperti layaknya bursa saham, di mana ada layar monitor yang semua orang bisa lihat,” ujar dia.

Kemudian, lanjut dia, setelah ada pemenang tender, ISC harus secara rutin merilis siapa pemenang tender, jenis minyak, volume yang akan disuplai, jadwal pengiriman, serta berapa harga yang dimenangkan.

“Kalau semua itu sudah dilakukan ISC, itu baru ISC sudah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/ GCG) dan memenuhi UU keterbukan informasi kepada publik,” kata dia.

Keanehan lain yang kerap dilakukan ISC, menurut Yusri, ISC dalam membeli minyak selalu menyebut nama lapangan minyak. Padahal itu cenderung tidak fair.

“ISC misalnya selalu menyebut minyak Bonny light Afrika, Azery Azerbaijan, Trengganu Malaysia, dan Champion dari Brunei. Seharusnya disebut saja spesifikasi teknisnya sesuai kebutuhan kilang apakah itu minyak ringan (light crude), minyak menengah (light crude), atau tipe minyak berat (heavy crude) dengan batasan kandungan sulfurnya,” katanya.

Yusri berpendapat, jika menyebut nama lapangan tentu akan menguntungkan trading company yang mempunyai akses langsung ke perusahaan minyak negara alias national oil company (NOC).

“Padahal, kilang itu yang penting spesifikasi teknisnya. Coba anda lihat di situs pengolahan. Di sana jelas disebutkan kisaran spesifikasi teknis minyak yang dibutuhkan kilang,” ujarnya.

Reporter : Diaz

 

Tags: CERIimporISCLibyaMeslaPertaminaSarirYusri Usman
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Audit Terbatas KordaMentha Diduga Juga Jadi Penyebab Kasus Minyak Sarir

Audit Terbatas KordaMentha Diduga Juga Jadi Penyebab Kasus Minyak Sarir

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik PLN 10 Ribu MW Mulai Tahun Ini

2019, Mayoritas Proyek Pembangkit Listrik 35 Ribu MW Akan Beroperasi

9 tahun ago
IPA Convex 2016, Dirjen Migas: Perlu Ada Insentif Untuk Gairahkan Industri Migas

IPA Convex 2016, Dirjen Migas: Perlu Ada Insentif Untuk Gairahkan Industri Migas

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Data Lokasi Pengeboran Minyak Ilegal di Banyuasin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • FSRU Lampung Terima 1 Kargo LNG dari Tangguh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Edwin Hidayat Abdullah Ditunjuk Sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In