Eksplorasi.id. Kementerian ESDM mencanangkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025 mencapai 23 persen.
Namun, rencana pemerintah untuk mengepras APBNP 2016 mengancam mimpi Indonesia untuk punya energi bersih.
Sebab, anggaran Kementerian ESDM akan dipotong hingga Rp 900 miliar.
Pekan lalu, Sekjen Kementerian ESDM Teguh Pamudji menyebut akan ada efisiensi besar. Mulai perjalanan dinas, rapat, sampai kegiatan lain yang bisa ditunda pada tahun depan.
”Hasil inventaris biro keuangan, ada banyak dari EBT. Tapi, masih kami hitung lagi,” katanya.
Beberapa program Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) akan dievaluasi lagi. Misalnya, soal membangun solar cell di rooftop bandara.
Lantas, kampanye program konservasi energi potong 10 persen akan dirampingkan dari rencana sebelumnya di 20 provinsi. Begitu juga sosialisasi Program Indonesia Terang (PIT).
Ketika dikonfirmasi mengenai hal itu, Dirjen EBTKE Rida Mulyana memastikan, seluruh program tidak tersentuh penghematan.
Komitmen Kementerian ESDM terhadap program EBT juga tidak berubah.
”Penghematan anggaran sesuai dengan instruksi presiden. Kami terus menyisir apa saja yang bisa ditunda atau dihemat,” ujar Rida kepada Jawa Pos.
Menurut dia, penghematan adalah sesuatu yang wajar. Tidak bisa selalu dikaitkan dengan memotong sebuah program. Kalaupun ada, perlu dilihat lebih jauh masalah yang ada.
Bisa saja, bukan karena penghematan, tetapi memang ada teknis administrasi yang mengganjal suatu program.
”Jangan diterjemahkan sebagai berubahnya kebijakan pemerintah terhadap pengembangan EBTKE,” katanya.
Eksplorasi/Dian