• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Senin, Juli 21, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home MIGAS

“Lifting” Migas 2019 Belum Diumumkan, Kinerja SKK Migas Dipertanyakan

by Eksplorasi.id
6 Januari 2020
in MIGAS
0
Miris, Sektor Migas Hanya Sumbang 7 Persen ke Negara

Ilustrasi SKK Migas. | Foto: Istimewa.

0
SHARES
351
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook
Foto: Istimewa.

Eksplorasi.id – SKK Migas memasuki 2020 hingga akhir pekan lalu belum juga  merilis secara resmi hasil lifting migas nasional 2019.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan, selama ini SKK Migas lazimnya paling lambat setiap 2 Januari secara resmi telah mengeluarkan rilisnya.

“Maka bisa jadi ditunda rilis kepublik saat ini disebabkan lifiting migas jauh dari target APBN 2019, yaitu dua juta barel setara minyak per hari (bopd), yaitu terdiri dari lifting minyak 775 ribu bopd dan gas 7.000 juta kaki kubik per hari (mmscfd),” kata Yusri dalam rilisnya.

Dia mengungkapkan, berdasarkan bocoran yang ada, ternyata lifiting migas pada akhir Desember 2019 hanya mencapai 88,63 persen dari target APBN.

Rinciannya, lifting minyak 735,219 bopd dan gas 5934 mmscfd. Artinya, kinerja SKK Migas sangat patut dipertanyakan kemampuannya.

Penjelasan Yusri, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani sebelumnya harus turun ke Dumai, Riau pada 28 Desember 2019 untuk memastikan lifting migas nasional bisa mencapai target pada akhir 2019.

“Faktanya, imbuh dia, bisa jadi kegiatan itu sia-sia alias buang uang negara saja. Padahal, SKK Migas sekarang punya sistem digital yang bisa memonitor dari hari ke hari operasi seluruh lapangan KKKS secara real time Integrated Operation Center,” jelas dia.

Yusri menambahkan, kerja bawah permukaan tidak bisa diselesaikan dengan tinjauan menjelang keperluan, tetapi merupakan hasil kerja serius terkonsepsi sejak dua hingga tiga tahun sebelumnya.

Dia mengingatkan, konsumsi BBM nasional saat ini sudah mencapai 1,4 juta barel per hari (bph) hingga 1,5 juta bph. Saat yang bersamaan ancaman penurunan produksi secara alamiah (decline) terjadi di lapangan yang sudah tua.

“Sudah dapat dipastikan pada 2020 impor minyak mentah dan BBM akan semakin besar, tentu berakibat bisa semakin meningkatkan defisi transaksi berjalan dalam necara keuangan negara pada 2020 dan tahun berikutnya,” ujar dia.

Yusri juga mencermati adanya program B30 yang mulai beroperasi mulai 1 Januari 2020 yang diklaim bisa menghemat sampai Rp 112 triliun setiap tahunnya.

“Klaim itu patut dipertanyakan kebenarannya. Dari mana dasar perhitungannya? Karena sejak program B20 berjalan, malah menurut keterangan mantan Direktur Keuangan Pertamina Pahala N Masury pada 27 Agustus 2019, Pertamina sudah kelebihan produksi solar sejak Mei 2019,” ungkap dia.

Bahkan, terang Yusri, kelebihan produksi solarnya diupayakan untuk di ekspor. Kalaupun benar keterangan direksi Pertamina itu benar, katanya, maka pertanyaan berikutnya adalah dengan kualitas rendah solar kilang Pertamina maka negara mana yang mau membelinya?.

“Kalaupun terjual tentu dengan harga jauh di bawah harga pasar, lagi-lagi jual rugi. Selain itu konsumsi biodiesel B20 atau B30 hanya sekitar 15 persen dari total konsumsi BBM nasional setiap harinya, sehingga tidak memengaruhi banyak untuk menekan defisit transaksi berjalan, kerena Pertamina juga kelebihan produksi solarnya,” terang dia.

Pendapat Yusri, dari sejumlah fakta di atas, seharusnya pemerintah lebih fokus memperbaiki kinerja sektor hulu, yaitu membenahi sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Migas KESDM dan SKK Migas sebagai ujung tombak maju mundur kinerja di sektor hulu.

“Pemerintah jangan hanya sibuk membicarakan kenapa kilang minyak belum terbangun sampai sekarang, sampai dituding ada mafia di belakangnya yang suka impor terus,” jelas dia.

Di sisi lain, lanjut Yusri, proyek RDMP (Refinery Develoment Masterplan Project) lima kilang Pertamina dan membangun kilang baru (Grass Root Refinery) berhasil bisa dibangun dengan kapasitas 1,5 juta bopd akan menimbulkan pertanyaan baru.

Hal itu terkait kemampuan produksi minyak nasional yang semakin mengkawatirkan, yaitu perolehan minyak bagian negara dan Pertamina hanya sekitar 550 ribu bopd dari total produksi nasional. Maka untuk menambal defisitnya dengan terpaksa harus melakukan impor juga.

“Ungkap optimistis sejumlah pejabat SKK Migas sangat menyesatkan, terutama soal target produksi satu juta bph pada 2022.

Diduga, komentar Yusri, janji itu terkesan hanya memberi angin surga kepada presiden, atau dengan kata lain mereka melakukan pembohongan publik.

“Keraguan di atas berdasarkan lima tahun terakhir ini belum ada satu pun kegiatan ekplorasi yang dilakukan oleh KKKS berhasil menemukan cadangan yang cukul besar, minimal cadangan seperti dilapangan Banyu Urip di Blok Cepu. Apalagi sejak diberlakukan konsep gross split untuk menganti konsep cost recovery,” katanya.

 

Tags: headlineLiftingSKK Migas
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
Realisasi “Lifting” Jeblok, Ini Penjelasan SKK Migas

Realisasi "Lifting" Jeblok, Ini Penjelasan SKK Migas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Bantu Inpex di Australia, PBAS Siap Kirim Tenaga Ahlinya

Bantu Inpex di Australia, PBAS Siap Kirim Tenaga Ahlinya

9 tahun ago
Agustus, Pembangkit Listrik Dari Sampah Dilaporkan

PLN Babel Beli Listrik dari Biogas Milik PT Gunung Pelayan

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potensi Uranium Indonesia 77 Ribu Ton, Bisa Penuhi Kebutuhan Listrik 40 Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Tewas Tertimbun Bekas Tambang Milik Riau Bara Harum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korupsi Geo Dipa Energy, Ari Soemarno Tidak Hadiri Sidang sebagai Saksi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Arutmin Berdayakan Masyarakat Sekitar Tambang Kintap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Menteri ESDM : Bea Keluar Jangan Jadi Beban Pengusaha Batu Bara 19 Juli 2025
  • Pertamina Rilis Inovasi Digital Pengelolaan Perizinan Berbasis Teknologi Geospasial ArcGIS 19 Juli 2025
  • Indonesia Tegaskan Komitmen Dorong Ekosistem Kekayaan Intelektual Inklusif dan Berkelanjutan 19 Juli 2025
  • Bank Indonesia : Gen Z Pengguna QRIS Terbesar di Indonesia 19 Juli 2025
  • Kantongi Rp97,1 Triliun, Aset KAI Naik Rp44,9 Triliun di Tahun 2024 19 Juli 2025
  • FWD Insurance dukung Peningkatan Literasi dan Penetrasi Asuransi Lewat Edukasi dan Teknologi 18 Juli 2025
  • Polytron Akselerasi Produksi Mobil Listrik di Fasilitas PT Handal Indonesia Motor Purwakarta 18 Juli 2025
  • Sinergi HPE, Equinix, dan AGIT Dorong Ekosistem Digital dan Akselerasi AI di Indonesia 17 Juli 2025
  • Vanda RE Tandatangani Framework Supply Agreement Besar dengan Produsen Baterai CATL 17 Juli 2025
  • ZINC TRAIL RUN Kembali Digelar Dengan Rute yang Seru dan Menantang di Bali 16 Juli 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In