Moneter.co.id. Melalui pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) yang digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Kaltim yang berlangsung 18-22 Juli 2016 di Gedung Dome, Balikpapan Sport & Convention Center (BSCC), Jalan Ruhui Rahayu.
Puluhan peserta ikut memamerkan hasil kreasi dan skill yang dimilikinya dari 10 Kabupaten/Kota di Kaltim. Tak disangka, ternyata banyak skil cemerlang melalui hasil kreasi dan riset masyarakat Kaltim, yang belum tersentuh dengan masksimal oleh pemerintah.
Melalui hasil penelitiannya, Fahrizal berhasil menciptakan TTG Reaktor Pyrolisis Converter. Yaitu sebuah alat pengolahan sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM).
Sungguh mengejutkan dan patut diapresiasi dari hasil TTG ciptaan Rizal ini. Apa lagi saat ini Balikpapan digadang-gadang menjadi Kota yang bebas dari sampah khususnya sampah plastik.
Sementara alat tersebut atau diambil dari tabung gas ukuran 12 kilo gram (kg), pipa besi sekitar satu meter, kran untuk safety, termometer untuk mengetahui tekanan suhu yang ada di dalam tabung itu.
“Tergantung kapasitas tabung gas, semakin besar kapasitas gas semakin banyak juga hasil panen BBM yang kita olah,” ujar Rizal, pada pameran TTG di Gedung Dome, kemarin.
Pengolahan sampah dengan metode Pyrolisis itu kata Rizal, sangat mudah. Yaitu mengambil sampah plastik terutama sampah plastik yang tidak tidak ada nilai ekonomisnya.
Kata dia setidaknya terdapat tiga langkah teknologi Reaktor Pyrolisis untuk mengolah sampah menjadi BBM itu. “Proses Pyrolisis yang pertama, setelah semua sampah plastik dimasukkan ke dalam tabung reaktor, pastikan cover tabung dan sambungan pipa tertutup rapat serta saluran pipa tidak buntu. Setelah itu dipanaskan melalui tabung langsung dengan suhu tinggi,” jelasnya.
Langkah kedua, setelah beberapa saat dipanaskan, maka akan muncul gelembung-gelembung dari dalam air pendingin. Di situlah terjadi proses inti, yaitu sublimasi gas plastik berubah menjadi fase cairan yang dimanfaatkan. Langkah ketiga, terjadi gelombang setelah pamanasan yang diserap oleh air pendingin maka akan pecah, selapis demi selapis pecahan gelombang itu mejandi minyak. Dalam proses optimum 1 Kg sampah plastik dapat menghasilkan 0,7 – 0,9 liter minyak bakar.
“Setelah proses Pyrolisis selesai, maka minyak siap dipanen, proses pemaninan adalah dengan cara memisahkan minyak dengan air pendingin di fase ini minyak sudah siap digunakan. Tetapi jika ingin mendaptakan minyak bakar lebih baik maka proses destilasi pada minyak yang sudah jadi (optimum),” akunya.
Awalnya, Rizal menjelaskan, ide cemerlang itu timbul melalui masalah sampah lingkungan khususnya sampah plastik. Di mana menurut Rizal, sampah plastik menjadi momok yang sangat berbahaya bagi lingkungan sampai muncul plastik berbayar dan lain-lain. Ide tersebut muncul pada awal 2015 tahun lalu, kemudian direalisasikan di akhir tahun 2015 saat hari sampah se-dunia lalu.
“Saya pikir meski ada plastik berbayar engak mempengaruhi juga karena faktanya plastik tetap ada, kalau saya pikir masalah plastik menjadi problem, ya bagai mana caranya mencarikan sebuah solusi itu,” tandasnya.
“Kebetulan saya kuliah di Pltekba jurusan Teknis Mesin saya juga berkerja sebagai Engineering di PT Komatsu Remanufacturing Asia. Jadi sangat akrab dengan penelitian-penelitian saya kembangkan sambil brosing-brosing di internet untuk mencitakan sampah plastik menajdi minyak,” sambungnya.
Tentunya untuk mengolah sampah menjadi BBM dengan skala besar, dibutuhkan modal yang cukup besar pula. Dalam hal ini, Rizal berharap kepedulian dari pemerintah untuk mengembangkan teknologi yang dia ciptakan.
“Mudah-mudahan ada sokongan dari pemerintah entah mulalui kerja sama dan lain sebaginya. Kalau ada bantuan dana mungkin saya akan menjadikan Balikpapan nol sampah terutama sampah plastik,” harapnya.
Jika sampah di Balikpapan 400 ton per hari, maka 20 persen atau 80 ton adalah sampah plastik. Satu kg sampah jika dipirolisis menghasilkan 0,9 liter BBM maka 80 ton sampah dapat menghasilkan 72 ribu liter BBM setiap harinya.
Satu barel BBM sama dengan 159 liter. Sementara 72 ribu liter BBM jika dibagi 159 liter sama dengan 453 barel BBM. Jika 1 barel seharga 38$ dikalikan 453 barel dikalikan Rp 13 ribu (kurs 13$) sama dengan Rp 232,782,000 per hari.
Eksplorasi/Dian/Source