Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan migas pelat merah terus berbenah, terutama terkait kinerja di sektor hulu. Terpuruknya harga minyak mentah dunia sejak awal 2015 tidak lantas membuat kinerja Pertamina menjadi memble.
Bahkan, di bawah komando Dwi Soetjipto sebagai direktur utama dan Syamsu Alam sebagai direktur hulu, perseroan terus menjawab sejumlah tantangan di sektor hulu untuk terus bisa eksis menjadi perusahaan migas yang mumpuni.
Guna menopang stabilitas perusahaan, di tengah kondisi tersebut, Pertamina mencanangkan sejumlah program prioritas di sektor hulu. Melalui berbagai inisiatif breakthrough, ada sekitar lima poin yang akan menjadi skala prioritas sektor hulu.
Pertama, pengambilalihan dan pengembangan blok utama di Tanah Air, seperti Mahakam, Cepu, dan ONWJ. Kedua, pengembangan lapangan internasional, di antaranya Algeria, M&A Internasional.
Ketiga, akselerasi pengembangan geotermal dan energi baru terbarukan. Keempat, operations excellence, seperti pemboran, EOR, dan efisiensi. Kelima, terus melakukan eksplorasi.
Sejumlah pencapaian besar pun telah diraih di sektor hulu. Sebut saja pencapaian skala internasional misalnya di Malaysia. Di Negeri Jiran tersebut Pertamina mampu menghasilkan total nett produksi hingga mencapai 38,6 MBOEPD.
Kemudian di Irak dan Aljazair perseroan mampu memproduksi minyak masing-masing dengan total nett produksi sebanyak 37,1 MBOEPD dan 38,5 MBOEPD.
Di dalam negeri, tahun lalu Pertamina bisa memeroleh pencapaian yang kinclong. Seperti, memeroleh pengelolaan Blok Mahakam mulai 1 Januari 2018, memeroleh pengelolaan Blok Kampar mulai 1 Januari 2016, perpanjangan Blok ONWJ (PI 73,5 persen) mulai 19 Januari 2017, serta sukses mengakuisisi 100 persen Blok NSO dan Blok NSB (efektif sejak 1 Januari 2015.
Setahun sebelumnya, yakni pada 2014, Pertamina juga sukses mengakuisisi 15 persen Blok East Sepinggan pada 8 Desember 2014, akusisi 7,483068 persen participating interest di Blok Offshore Southeast Sumatera (OSES)—efektif sejak 24 Oktober 2014—, dan memeroleh pengelolaan Blok Siak mulai 26 Mei 2014.
Saat ini, ada enam proyek prioritas hulu yang menjadi konsentrasi Pertamina. Pertama, pengembangan Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, di mana produksi puncak dari lapangan itu bisa mencapai 205 ribu barel per hari. Kedua, Donggi Senoro LNG Plant dengan target monetasi gas area Matindok sebesar 85 MMscfd dan Senoro 250 MMscfd.
Ketiga, pengembangan lapangan gas Matindok dengan target monetasi gas area hingga 105 MMscfd. Keempat, WMO POD Integrasi-1 dengan target monetasi temuan cadangan migas di WMO.
Kelima, pengembangan lapangan gas Senoro dengan target monetisasi gas area hingga 310 MMscfd. Keenam, Ulubelu unit 3 dan 4 dengan target pengembangan potensi panas bumi.
Tahun lalu, Pertamina juga sukses menemukan cadangan minyak dan kondensat hingga 94,17 MMBO. Perseroan pun berhasil memproduksi minyak mentah sebanyak 101,60 MMBO. Plus berhasil menemukan cadangan gas bumi sebesar 876,84 BSCFG, dengan produksi gas bumi sebesar 694,33 BSCF.
Pertamina juga cukup kinclong memproduksi uap panas bumi dari operasi secara mandiri sebesar 3.056,82 GWh, KOB (Kontrak Operasi Bersama) 6.268,68 GWh, serta dengan total produksi uap setara listrik mencapai 9.325,50 GWh.
Sebagai perusahaan energi nasional kelas dunia, Pertamina dengan Syamsu Alam sebagai direktur hulunya memiliki sejumlah keunggulan. Sebut saja memiliki wilayah operasi blok migas internasional di Asia Tenggara, Afrika, dan Timur Tengah.
Kemudian, bisa mengembangkan teknologi eksplorasi, produksi minyak dan gas serta panas bumi sesuai kondisi geologis, topografi dan sosial Indonesia, dengan melibatkan perguruan tinggi. Serta memiliki kemampuan meningkatkan produksi migas sebesar 4 persen di Indonesia ketika operator lain mengalami penurunan.
Jangka panjang, Pertamina di sektor hulu akan terus berkomitmen meningkatkan cadangan dan produksi migas secara organik melalui kegiatan eksplorasi dan pengembangan, EOR, serta optimasi produksi.
Lalu, meningkatkan cadangan dan produksi migas secara organik dan anorganik melalui akuisisi lapangan produksi, lapangan pengembangan, dan lapangan eksplorasi baik domestik maupun luar negeri. Dan, mengembangkan proyek investasi yang memberikan keuntungan yang maksimal pada periode lima tahun (2015-2019).
Sukses untuk Pertamina!
Eksplorasi | Heri