Eksplorasi.id – Sumber daya energi jangan lagi hanya dijadikan komoditas ekspor, melainkan lebih sebagai modal pembangunan nasional.
Konsekuensinya, kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, peran energi sebagai penghasil devisa ekspor lambat laun akan semakin dikurangi dan sebaliknya sumber energi digunakan sebagai bahan baku/energi bagi pengembangan industri manufaktur terutama di luar Jawa.
“Khususnya bagi industri kimia dasar berbasis migas dan batu bara, menghendaki jaminan ketersediaan energi dalam jumlah memadai dan harga yang kompetitif,” kata Saleh.
Ke depan, lanjutnya, energi listrik akan dibutuhkan dalam jumlah sangat besar khususnya dalam pengolahan hasil tambang (nickel, biji besi, bauksit, tembaga) yang saat ini sedang dikembangkan di luar Jawa.
Demikian pula gas bumi, industri masih membutuhkan pasokan dengan harga yang bersaing untuk bahan baku atau feedstock industri pupuk dan petrokimia serta untuk energi dalam proses produksi.
“Untuk memenuhi kebutuhan gas industri, telah disampaikan usulan harga untuk Jawa Barat dan Jawa Timur sebesar 7,18 dolar AS/MMBTU, Sumatera Utara sebesar 8,9 dolar AS/ MMBTU, dan harga gas untuk industri pupuk di Teluk Bintuni diusulkan maksimal 5 dolar AS/MMBTU,” tegasnya.
Usulan itu melalui surat Menteri Perindustrian No. 524 tanggal 17 November 2015 kepada Menteri ESDM tentang Usulan Harga Gas Bumi sebagai Bahan Baku dan Energi bagi Industri.
Terkait dengan pemanfaatan batubara domestik untuk industri, direncanakan pembangunan industri gasifikasi batubara dan turunannya di Muara Enim dan Mesuji.
Rinciannya, rencana pembangunan industri petrokimia di Muara Enim diperkirakan membutuhkan batu bara sebanyak 4,2 juta ton/tahun dari cadangan batubara setempat sebesar 438.000 juta ton dan akan menyerap tenaga kerja 1.196 orang;
Sementara itu, rencana pembangunan industri serupa di Mesuji, Lampung diperkirakan bakal melahap batubara 10 juta ton/ tahun dari cadangan batubara setempat sebesar 820 juta ton. Serapan tenaga kerja langsung diprediksi 1.513 orang dan 20 – 30 ribu tenaga kerja tidak langsung.
Eksplorasi | Aditya | Tribun