• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Selasa, Agustus 12, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Menteri ESDM Diminta Benahi Alokasi Gas Hingga RUU Migas

by Diaz Aditya
1 Agustus 2016
in BERITA
0
RUU Migas Bakal Dibahas Tahun Ini, Ini Kata Golkar
0
SHARES
39
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Serikat Pekerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SP SKK Migas) mendesak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru Arcandra Tahar segera menuntaskan revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) untuk memberi kepastian hukum bagi pekerja dan investor di sektor hulu migas.

Ketua Serikat Pekerja SKK Migas Dedi Suryadi‎ mengatakan, saat ini terjadi kejenuhan pada industri hulu migas. Sebab itu perlu adanya perubahan dengan menuntaskan revisi UU Migas agar terjadi perbaikan sistem dan tata kelola.

“Kami menyambut baik Menteri ESDM yang baru karena kami melihat ada stagnasi di industri hulu migas sehingga perlu perubahan,” kata Dedy di Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Dedy menegaskan, SP SKK Migas meminta komitmen dari Menteri ESDM yang baru agar Revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas) dapat diselesaikan dalam waktu secepatnya mengingat saat ini Indonesia tengah bersaing dengan negara lain dalam menarik investasi di sektor hulu migas.

“Kebijakan Bapak Presiden Joko Widodo adalah jelas yaitu Indonesia harus menarik investasi dari manapun. Artinya harus disiapkan iklim investasi yang baik untuk menarik investor. Baik dari sisi kepastian hukum terhadap status kelembagaan SKK Migas maupun dari sisi aturan-aturan main lainnya yang harus lebih memudahkan investor hulu migas menanamkan uangnya di Indonesia,” ungkap Dedy.

Selain itu SP SKK Migas menyampaikan agar Menteri ESDM yang baru mengingat bahwa target kegiatan industri hulu migas bukan lagi sekedar untuk penerimaan negara tapi lebih kepada memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk mempercepat pembangunan ekonomi maupun peningkatan kapasitas nasional.

Meskipun terbilang baru di jajaran birokrasi Pemerintahan, namun Dedi optimis jika Menteri ESDM yang baru dapat segera menyesuaikan dan dapat segera bekerja optimal untuk memberikan kontribusinya bagi Bangsa dan Negara.

SP SKK Migas juga meminta jaminan kepastian pekerjaan dan jaminan hak-hak pekerja diberikan sesuai dengan aturan dan perundangan yang berlaku jika terjadi perubahan sistem kelembagaan dari yang saat ini hanya sementara menjadi permanen.

Sementara itu, Pakar Kebijakan Energi Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa meminta pemerintah membangun sarana infrastruktur gas yang memadai. Ini terutama terkait rendahnya serapan pasokan gas di dalam negeri yang terjadi karena minimnya infrastruktur penyaluran distribusi gas.

Adapun alokasi penyaluran gas domestik mencapai 57 persen setara 4,016 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Sayang penyerapan domestik masih minim dibandingkan alokasi. “Solusinya pemerintah harus terus mendorong infrastruktur penyaluran gas,” jelas dia.

Menurut data SKK Migas, dari alokasi gas sebesar 1.273,23 bbtud untuk sektor listrik pada 2015 hanya terpakai 939.11 bbtud. Industri dengan alokasi 1.560,91 bbtud hanya terpakai 1.263,17 bbtud.

Sementara pada industri pupuk, dari jatah 796,96 bbtud hanya termanfaatkan sebanyak 737,46 bbtud. Alokasi untuk PLN 14 kargo hanya terserap 11 kargo.

Terkait ekspor gas alam cair (LNG) yang masih tinggi, mencapai 1,989 BBTUD (29,10 persen) dengan serapan LNG domestik hanya 403,79 BBTUD (5,91 persen), menurut dia, itu akibat beberapa faktor seperti kontrak jangka panjang, juga tidakmeratanya fasilitas infrastruktur penerimaan LNG.

Salah satu contoh, LNG di Tangguh yang belum bisa terdistribusikan ke Papua atau Merauke karena infrastruktur yang tidak mendukung. “Rendahnya penyerapan juga bisa dilihat apakah ada masalah dari sisi perhitungan supply dan demand,” dia menjelaskan.

Iwa mengingatkan, sebagai negara kepulauan dengan infrastruktur yang tidak merata, maka harus ada beragam transportasi penyaluran gas, tidak hanya mengandalkan pipa agar pasokan di wilayah timur bisa tersalurkan merata. Jangan lagi, kebijakan terus berfokus pada minyak alias bahan bakar minyak.

Menurut Iwa potensi besar LNG alias gas alam, harus terus didorong pemerintah dan tidak semata-mata untuk kepentingan pendapatan negara saja dengan mengekspor. Dengan mengubah paradigma yakni memanfaatkan gas untuk mendorong ekonomi dalam negeri. “Harus berpikir, energi bukan semata komoditas tapi dari penguatan ekonomi, infrastruktur,” tandas dia.

Ekonom dan peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Fahmi Radhi mengemukakan hal senada. Dia menilai keterbatasan jaringan pipa gas jadi faktor kunci rendahnya penyerapan di dalam negeri.

Menurut dia, untuk mendukung penyerapan gas dalam negeri jangan hanya bergantung ke jaringan pipa karena proses pembangunan yang memakan waktu lama. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan sumber LNG di laut membutuhkan terminal LNG baik kebutuhan besar maupun kecil.

 

Eksplorasi | Aditya

Tags: RUU Migas
Diaz Aditya

Diaz Aditya

Next Post
Harga Minyak Tak Terguncang Serangan Bom di Brussels

Pembentukan ISC oleh Pertamina Dinilai Langkah Tepat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Saudi Aramco minta bank perpanjang masa pinjaman 10 miliar dolas AS

Saudi Aramco minta bank perpanjang masa pinjaman 10 miliar dolas AS

4 tahun ago
Sudah Tahun 2016, Aceh Masih Saja Alami Krisis Listrik

Layanan Makin Jeblok, Surat Peringatan Untuk PLN

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Berikut Calon Pengganti Archandra yang Bisa Dilirik Jokowi

    Berikut Calon Pengganti Archandra yang Bisa Dilirik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Lalu, Produksi Emas Martabe Capai 310.550 Ons Emas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TNLL Tutup Tambang Emas Ilegal Dongi-dongi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Exxon: Minyak Banyu Urip Mengalir ke FSO Cinta Natomas Tunggu Instruksi Pemerintah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Donggi Senoro Didesak Umumkan Komponen Harga LNG ke Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • OJK Bakal Komitmen Perkuat Tiga Pilar Pengembangan Pasar Modal 11 Agustus 2025
  • BRI Catat Realisasi Kredit Korporasi Mencapai Rp278,78 Triliun Hingga Triwulan II 2025 11 Agustus 2025
  • Audisi Offline Zetrix Miss Universe Indonesia 2025 Diikuti Puluhan Peserta 11 Agustus 2025
  • RedDoorz Luncurkan Properti SANS di Bali, Bidik Milenial dan Digital Nomad 11 Agustus 2025
  • Ethereum Tembus US$4.000, Pertama Kali Sejak 8 Bulan Terakhir 11 Agustus 2025
  • Laba Bersih Hana Bank Tumbuh 27 Persen di Semester I 2025 10 Agustus 2025
  • Bank Indonesia Catat Modal Asing Masuk Pasar Domestik Rp9,24 Triliun 10 Agustus 2025
  • Resmikan Kantor Pusat, PT CNBA Siap Dorong Inovasi Digital Bagi UMKM 10 Agustus 2025
  • Tujuh Perusahaan Antri IPO, 3 Perusahaan Beraset di Atas Rp250 Miliar 8 Agustus 2025
  • BEI Tetapkan 18 Agustus 2025 Sebagai Hari Libur Perdagangan Bursa di Indonesia 8 Agustus 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In