Eksplorasi.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menyiapkan 12 lokasi untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Lokasi ini belum termasuk untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPb) Ulumbu di Kabupaten Manggarai dan PLTPb Mataloko di Kabupaten Ngada serta potensi arus Laut Selat Gonzalu di Flores Timur.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Timur Boni Marasina di Kupang, ditulis Rabu (1/6), mengatakan, EBT yang dimanfaatkan di Indonesia baru sebesar 8,66 gigawatt (GW) atau sekitar satu persen dari potensinya yang mencapai 801 GW.
Menurut dia, potensi EBT itu antara lain, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPb) Atadei di Kabupaten Lembata dengan kepasitas 2×2,5 MW dan PLTPb Sukorio di Kabupaten Ende berkapasitas 2×2,5 MW.
Ada juga potensi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×4 MW, PLTU Apoik berkapasitas 4×6 MW dan PLTU Waingapu 2×4 MW. Selain itu, ada rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) di Kabupaten Ngada dengan kapasitas 60 KW.
PLTM Waigaret di Kabupaten Manggarai dengan kapasitas 80 KW dan PLTM Lokomboro di Sumba Barat Daya dengan kapasitas 800 KW. Potensi EBT lainnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH) Nemberala di Kabupaten Rote Ndao.
PLTH Nemberala ini berkapasitas 147 KW di Pulau Rote, terdiri atas tenaga surya 22 KW, tenaga bayu 90 KW dan tenaga diesel 135 KW. Khusus di Pulau Timor, kata dia, ada potensi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dengan kapasitas 1 MW.
Sumber energi listrik dari PLTB ini akan dipasok melalui jaringan Pulau Timor, katanya menjelaskan. “Ini adalah potensi-potensi yang sudah disampaikan kepada pemerintah pusat untuk menjadi perhatian untuk dikembangkan, guna mendukung Program Indonesia Terang (PIT),” kata Boni Marasina.
Aditya | Ant