Eksplorasi.id – Pemerintah mempersilahkan PT Pertamina (Persero) mengolah minyak mentah di luar negeri. Lantaran, keterbatasan kapasitas kilang minyak di Indonesia.
Dirjen Minyak dan Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja mengatakan, pengolahan minyak mentah di luar negeri yang diinginkan Pertamina, merupakan aksi korporasi, sehingga tidak memerlukan izin dari pemerintah.
Meski demikian, lanjut Wiratmaja, pemerintah mendorong rencana tersebut karena selain biayanya lebih murah, manfaatnya juga dirasakan di dalam negeri.
“Pembangunan kilang (baru) kan membutuhkan waktu, misalnya lima tahun. Mungkin Pertamina berhitung, daripada impor produk jadi (BBM), mending impor crude karena ada kerja sama dengan Iran dan Irak. Bisa Lebih murah. Nanti kalau kilang sudah jadi, kan diolah di dalam negeri,” ujar Wiratmaja di Jakarta, Rabu (16/3/2016).
Harga produk yang sudah jadi (BBM), kata Wiratmaja memang lebih mahal ketimbang minyak mentah. Dengan murahnya harga minyak mentah dunia saat ini, perbedaannya makin mencolok saja.
“Crude-nya kan turun cukup tinggi, sementara gasoline turunnya tidaklah sebesar crude. Jadi, Pertamina mungkin memilih membeli crude dan dijahit (diolah) di satu tempat,” tutur Wiratmaja.
Vice President Marketing Development Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Hasto Wibowo mengatakan, India masuk radar Pertamina sebagai tempat pengolahan minyak.
Alasannya, India memiliki kilang dengan kompleksitas produk minyak yang dihasilkan cukup tinggi. “Kami berikan kesempatan untuk semua kilang di berbagai negara mana yang lebih menguntungkan. Kemungkinan lebih ke India karena biaya pengolahan lebih rendah,” kata Hasto.
Hasto menuturkan, minyak mentah yang diolah tersebut berasal dari Irak. Dia mengungkapkan sudah ada kesepakatan dengan Irak untuk memasok sekitar 700.000 barel per bulan. Selain itu, ditambah pasokan 290.000 barel per bulan dari Blok milik Pertamina di West Qurna di Irak.
Eksplorasi | Inilah | Yudo