Eksplorasi.id – Konsorsium yang dipimpin EMR Capital menguasai tambang emas Martabe yang selama ini dikelola PT Agincourt Resources. G-Resources melepas kepemilikan sahamnya ke konsorsium. Sementara porsi kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan.
“Konsorsium ini sangat mengenal Martabe karena kami memiliki sejarah panjang dalam pertambangan dan investasi di Indonesia. Kami mengakui kinerja Martabe yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, begitu juga dengan performa para stafnya, dan berharap akan terus mendukung perkembangan Martabe, kinerja operasional dan teknis, serta kinerja keuangan di tengah kondisi harga emas dunia yang sulit ini,” tutur Owen Hegarty, perwakilan EMR yang telah ditunjuk menjadi Presiden Komisaris PT Agincourt Resources dalam siaran pers, Jumat (1/4).
Perusahaan ini telah menyediakan lebih dari 1.400 pekerjaan kepada masyarakat setempat dan menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang bertujuan meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Tambang ini akan beroperasi setidaknya selama 10 tahun dan membuka peluang pembangunan di Batangtoru dan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan bertahun-tahun kemudian.
Proyek instalasi ini akan menambah penyerapan tenaga kerja teknisi terampil berjangka pendek. Beberapa puluh pekerjaan lainnya ditujukan bagi pekerja lokal dengan kesepakatan kerja waktu tertentu (fixed-term contract).Perkembangan penting Martabe lainnya adalah pengajuan permohonan kepada pemerintah untuk mengembangkan dan mengelola Pit Barani dan Rambang Joring.
Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak berbiaya rendah. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, 75% direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang.
Eksplorasi | Detik | Aditya