Eksplorasi.co.id.Pengembangan geotermal di Tanah Air perlu terus digenjot mengingat energi panas bumi itu di Indonesia merupakan sumber energi baru terbarukan dengan potensi terbesar di dunia sehingga sudah seharusnya menjadi fokus pemerintah.
“Di samping potensinya sangat besar, panas bumi juga ramah lingkungan. Ini harus sama-sama kita dorong. Pemerintah kan menargetkan energi baru terbaru kan dalam buaran energi nasional mencapai 23 persen pada 2020” ujar Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu, Selasa (28/6).
Saat ini Indonesia baru memanfaatkan energi panas bumi sebesar 1.438,5 megawatt (MW) dari potensi yang dimiliki sebesar 29.000 MW. Kapasitas pembangkit panas bumi saat ini berasal dari sembilan WKP yang telah beroperasi, yaitu Sibayak dengan kapasitas 12 MW, Ulubelu 110MW, Gunung Dalam 377 MW, Patuha 282 MW, Kamojang – Darajat 505 MW, Dieng 60 MW, Lahendong – Tompaso 80 MW dan Ulumbu 10 MW.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra, Harry Poernomo, mengatakan Pertamina sebagai badan usaha milik negara bisa menjadi tulang punggung pengembangan panas bumi di Indonesia. Namun hal tersebut harus didukung harga jual listrik panas bumi yang sesuai keekonomian. “Kalau harga listrik panas bumi menarik dan dan perizinan mudah, tidak berbelit pasti dengan sendirinya berkembang,” tegas Harry.
Menurut Sekretaris Perusahaan Pertamina Gethermal, Tafif Azimudin, saat ini memang sudah ada kesepakatan (head of agreement/HoA) antara PGE dengan PT PLN (Persero) terkait harga jual uap dan listrik panas bumi. “Tetapi harga-harga tersebut tersebut belum aplikatif karena masih di verifikasi BPKP sebagai syarat untuk adendum kontrak dengan PLN,” tandas Tafif.
Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) juga tercatat sebagai salah satu dari tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi.
Hingga 2019, PGE akan memiliki total kapasitas terpasang PLTP sebesar 907 MW, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding kapasitas saat ini 437 MW. Hingga akhir 2016, PGE menargetkan tambahan 105 MW dari tiga PLTP yang baru beroperasi, yakni PLTP Ulubelu unit tiga di Lampung berkapasitas 55 MW, PLTP Lahendong unit 5 di Sulawesi Utara berkapasitas 20 MW, dan unit satu PLTP Karaha di Jawa Barat berkapasitas 30 MW.
Pertamina mengalokasikan total investasi untuk pengembangan pembangkit tersebut mencapai US$ 2,5 miliar. Hingga kuartal I-2016, produksi panas bumi Pertamina mencapai 761,51 GWH atau naik 6,3 persen pada kuartal I-2015 dibandingkan periode sama tahun lalu.
Eksplorasi | Dian | SP