Eksplorasi.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur melarang warga mendekat di lokasi semburan lumpur bercampur air panas di Desa Krondonan karena dimungkinkan bisa mengeluarkan gas beracun dalam jumlah besar.
“Lokasi semburan di Krondonan sekarang diberi batas garis polisi untuk mencegah warga mendekat,” kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemkab Bojonegoro Agus Supriyanto, di Bojonegoro, Rabu (27/7).
Pemasangan batas garis polisi, lanjut dia, dilakukan ketika Tim ESDM, Badan Lingkungan Hidup (BLH) bersama dengan Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro meninjau lokasi semburan lumpur bercampur air, Selasa (26/7).
“Paling tidak adanya garis batas polisi untuk berjaga-jaga kalau semburan gas yang keluar meningkat,” jelas dia.
Menurut dia, semburan lumpur bercampur air panas di desa setempat sama dengan semburan lumpur di Desa Jari, juga di Kecamatan Gondang.
Oleh karena itu, lanjut dia, prosedur pengamanannya sama dengan semburan lumpur bercampur air di Desa Jari yaitu memasang garis batas polisi, selain memasang papan pengumuman awas bahaya gas beracun tanpa memisahkan lumpur dengan air.
“Dari semburan yang keluar berbagai macam gas. Salah satunya dari hasil pengukuran BLH ada gas Co2 (karbon dioksida),” ucapnya.
Sekretaris Wilayah Kecamatan Gondang, Bojonegoro Basuki menjelaskan debit air panas yang keluar dari semburan masuk ke dalam sebuah embung yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari titik semburan.
Akibatnya, lanjut dia, berbagai aneka ikan di embung banyak yang mati sehingga petani takut memanfaatkan air embung untuk mengairi tanaman bawang merah.
“Saat ini para petani masih memanen bawang merah di sekitar semburan. Setelah ini ya kembali menanam bawang merah, tapi petani masih mengkhawatirkan gagal kalau memanfaatkan air di embung,” paparnya.
Sesuai data, di sekitar lokasi setempat terdapat tanaman bawang merah sekitar 20 hektare, selain juga tanaman jagung. “Tanaman jagung yang di dekat lokasi mati,” ujar Basuki.
Semburan lumpur di Desa Krondonan Kecamatan Gondang di atas tanah Perhutani di lokasi kemiringan diketahui warga, Jumat (22/7).
Sesuai hasil pengukuran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan debit air bercampur lumpur yang keluar dari semburan di lima lokasi sekitar 1 liter per detik.
Eksplorasi | Ant | Juta