Eksplorasi.id – PT Pertamina (Persero) menggandeng konsorsium perusahaan asal Korea Selatan untuk mengembangkan Refinery Development Master Plan (RDMP) Unit Pengolahan II Dumai.
Proyek kerja sama itu ditaksir menelan biaya investasi hingga USD 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun (kurs Rp 14.000).
Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama proyek tersebut diteken secara virtual antara Pertamina, PT Nindya Karya (Persero), dan konsorsium perusahaan Korsel yang diwakili Chairman DH Global Holdings Co Ltd Jung Sam Seung.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyaksikan langsung proses tanda tangan tersebut. Penjelasan Bahlil, proyek RDMP Unit Pengolahan II Dumai penting karena merupakan salah satu dari beberapa RDMP prioritas Pertamina.
“Proyek ini bisa meningkatkan kapasitas produksi minyak dan bahan bakar minyak dalam negeri, sehingga akan mengurangi ketergantungan impor,” kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (21/5).
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang menambahkan, proyek tersebut menjadi prioritas untuk cepat diselesaikan.
“Adanya nota kesepahaman ini, Nindya Karya dan konsorsium Korsel telah menjadi strategic partner bersama Pertamina dan akan melakukan kajian upgrading kilang Dumai. Pertamina berharap Desember 2020 ada milestone penting yang dapat dicapai,” jelas dia.
Jung Sam Seung menerangkan, pihaknya berharap pemerintah Indonesia, dala, hal ini BKPM, terus mendukung proyek tersebut.
Reporter : Sam