Eksplorasi.id – Lima perusahaan yang bergerak di sektor energi terbarukan di Inggris menyatakan keseriusan untuk masuk dan berinvestasi di Indonesia.
Kelima perusahaan berskala menengah yang terdiri atas perusahaan pembangkit listrik energi hydro, perusahaan pembangkit listrik biomass, angin dan ombak, perusahaan komponen pembangkit listrik tenaga terbarukan, serta perusahaan pendanaan sektor energi terbarukan itu menyampaikan minatnya melalui kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di London, Inggris.
“Kami menyambut positif minat investasi yang disampaikan oleh investor Inggris tersebut dan menindaklanjutinya hingga tahap pengajuan izin investasi,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Jumat.
Franky menyampaikan bahwa sektor energi terbarukan merupakan salah satu sektor yang merupakan energi alternatif yang terus dikembangkan.
“Masuknya investor di sektor tersebut dapat mengembangkan komposisi target bauran energi pemerintah,” katanya.
Franky menjelaskan bahwa upaya-upaya reformasi layanan investasi yang dilakukan BKPM akan terus dikomunikasikan dengan investor Inggris untuk menarik minat investasi dari negeri tersebut.
Pejabat Promosi Investasi Kantor perwakilan BKPM di London Nurul Ichwan menjelaskan pihaknya mengikuti kegiatan All-Energy Exhibition pada awal Mei 2016 di Glasgow, Inggris.
“All-Energy merupakan pameran energi terbarukan terbesar di Inggris yang secara rutin diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2001,” ungkapnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 290 peserta pameran yang berasal dari berbagai bidang khususnya yang terkait bidang sektor energi terbarukan dari Inggris, seperti pembangkit listrik tenaga bioenergi, tenaga surya, angin, sampah, biomassa, ombak dan pasang.
“Selama pameran, tercatat jumlah pengunjung stand IIPC London yang memiliki ketertarikan mengenai pengembangan energi terbarukan di Indonesia adalah sebanyak 100 calon investor potensial. Kami akan terus mengkomunikasikan dengan investor tersebut, sehigga dapat memutuskan untuk berinvestasi ke Indonesia,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah mencoba meningkatkan arus investasi dari Inggris ditandai dengan kunjungan Presiden Jokowi yang diharapkan meningkatkan keyakinan investor Inggris tentang reformasi kebijakan dan layanan investasi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Inggris berhasil mengantongi 12 kesepakatan bisnis senilai 19,02 miliar dolar AS.
Sementara itu, BKPM mencatat realisasi investasi dari Inggris selama pada tahun 2015 mencapai 503 juta dolar AS naik 22,98 persen dari rata-rata investasi pada tahun 2010-2014 yang berada di posisi 409 juta dolar AS. Negara kerajaan itu masuk dalam tujuh negara Eropa yang menjadi prioritas pemasaran investasi BKPM.
Eksplorasi | Aditya | Antara