Hingga akhir tahun 2024, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memproyeksikan mampu memasok 300 ton biomassa per tahun dari hasil penanaman total 150 ribu pohon biomassa di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kata Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan, pihaknya saat ini sudah menanam 100 ribu pohon. Pada November 2024 akan kembali menanam 50 ribu pohon biomassa.
“Diharapkan nanti bisa memproduksi biomassa sebanyak 300 ton per tahunnya. Seluruh tanaman biomassa tersebut akan diolah menjadi biomassa yang digunakan sebagai energi substitusi (co-firing) batu bara di PLTU,” ucapnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (30/7).
Jelas Mamit, PLN EPI sejak awal 2023 menjalankan Program CSR Desa Berdaya Energi di Kalurahan Gombang dan Karangasem, Gunungkidul. PLN EPI mendaulat Gunungkidul sebagai lokasi awal memulai pilot project Desa Berdaya Energi.
Proyek ini bukan hanya sebagai langkah awal PLN EPI untuk ikut menyelamatkan lingkungan dengan mengebut target nol emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060, tetapi juga sebagai respons perusahaan terhadap kekurangan pakan ternak di kedua kalurahan tersebut.
Program ini, menurut Mamit, berimbas positif kepada masyarakat di dua kalurahan tersebut. Penduduk setempat membudidayakan berbagai tanaman yang dapat diolah menjadi energi pengganti batu bara seperti kaliandra merah, gmelina, gamal, indigofera. Mereka juga melakukan pengelolaan pada sawdust atau serbuk gergaji.
Adapun bagian tanaman yang bakal diambil PLN untuk diolah adalah bagian batang. Sementara itu, daunnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti untuk pakan ternak dan pewarna batik.
Hanya saja dari berbagai tanaman yang dibudidayakan yang paling berhasil adalah indigofera, lantaran kemarau berkepanjangan yang melanda sejak tahun lalu.
“Jika ini sudah besar, batangnya sudah tinggi, maka ini yang akan digunakan sebagai produk biomassa. Jadi nanti ditebang, setelah itu dari BUMDes akan mengumpulkan dan kemudian akan dijadikan sodas. Nah ini yang kedepannya akan kita lakukan,” kata Mamit.