• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Kamis, Juni 19, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

PLTU Batubara Ujung-ujungnya Cuma Menyengsarakan

by Aloysius Diaz Aditya
21 Mei 2016
in BERITA
0
KN Bakal Bangun PLTU di Kalimantan Utara

Ilustrasi PLTU. | Foto : Istimewa.

0
SHARES
136
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Eksplorasi.id – Sejumlah kalangan mengingatkan agar Indonesia konsisten dengan janjinya untuk mengurangi emisi karbon seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada konferensi perubahan iklim di Paris, Prancis, November tahun lalu. Untuk itu, pemerintah diharapkan tidak menuruti desakan segelintir pihak yang ingin mencapai target pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.

Pasalnya, penggunaan batu bara dinilai sangat polutif dan membahayakan kehidupan manusia antara lain karena bisa menaikkan suhu bumi. Contohnya, di India kenaikan suhunya sampai mencapai 51 derajad Celcius, sedangkan di Indonesia sekarang suhu sudah naik dua derajat Celcius. Bahkan, Amerika Serikat dan Eropa kini sudah menutup satu per satu PLTU batu bara. Oleh karena itu, akan sangat aneh dan merupakan satu kemunduran jika Indonesia malah melakukan kebijakan yang ditinggalkan negara lain termasuk Tiongkok.

Koordinator Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Arif Fiyanto, mengungkapkan PLTU berbasis batu bara menghasilkan polusi udara yang mengeluarkan polutan berbahaya jenis merkuri dan arsenik. Belum lagi kerusakan bentang alam akibat perluasan tambang batubara pada konsesi tambang di berbagai wilayah Indonesia.

Lebih dari itu, lanjut dia, polusi akibat pembakaran batu bara bukan hanya dirasakan oleh rakyat Indonesia namun sudah menjadi perhatian utama dunia karena peningkatan suhu dunia yang mendorong perubahan iklim makin mengkhawatirkan. “Ancaman mematikan perubahan iklim kian nyata. Pemerintah harus membuat target yang lebih ambisius dan membangun proses transisi yang adil untuk segera beralih menuju energi bersih terbarukan,” katanya.

Sedangkan Ketua Pusat Studi Energi UGM Yogyakarta, Deendarlianto, mengatakan pilihan menggunakan PLTU batubara itu jawaban pragmatis. “Nah, sebagai pemerintah tentu harus menghitung holistik, termasuk strategi industrialisasinya, “ katanya.

Ia juga membenarkan PLTU berbahan baku batu bara sudah ditinggalkan di banyak negara maju. Sebab, polusi pembangkit batubara membahayakan kehidupan manusia.

“Dibandingkan dengan negara lain, pilihan Indonesia menggunakan batu bara sebagai bahan bakar PLTU memang aneh. Seharusnya, pemerintah lebih ke depan lagi, yakni memanfaatkan energi bersih dan terbarukan,” ujar Deendarlianto.

Sebelumnya, pengamat energi UGM, Fahmy Radhi, juga mengingatkan Presiden Jokowi yang sudah berkomitmen tinggi dalam energi terbarukan agar tidak dikecohkan oleh pendapat dan masukan yang timpang dan distortif yang dapat merugikan negara dan bangsa indonesia dalam jangka menengah dan panjang.

“Keuntungan jangka pendek selalu merugikan suatu bangsa, malah sering mematikan.” Menurut dia, informasi bahwa pemakaian batu bara lebih murah itu terdistorsi dan tidak komprehensif karena tidak menghitung akibat polusi di wilayah Indonesia. “Maka kalau ada usulan kembali ke batu bara itu bunuh diri. Investasi di bidang yang salah. Pada akhirnya merugikan dan berbahaya. Sudah dipertegas dalam Paris Accord dan pemerintah sendiri untuk ikut serta dalam pengurangan karbon,” tegas Fahmy.

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah sebaiknya lebih mempertimbangkan pengembangan tenaga listrik melalui energi terbarukan, terutama Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Apalagi, sumber daya surya di Indonesia sangat melimpah, ramah lingkungan serta berkelanjutan sepanjang tahun.

Arif Fiyanto menambahkan, Indonesia seharusnya tidak meniru model pembangunan Tiongkok dan India. Saat ini, dua negara tersebut tengah menghadapi tingkat polusi udara yang sangat parah dan berbahaya bagi kesehatan rakyatnya karena kebergantungan tinggi terhadap batu bara.

Ia mengungkapkan ancaman polusi akibat PLTU batubara sangat nyata. Partikulat-partikulat berbahaya yang berasal dari pembakaran batu bara dapat menyebar hingga radius 500-1.000 kilometer dari lokasi PLTU berada.

“Meski pada sebuah wilayah atau kota tidak terdapat PLTU batu bara, namun bahaya dari partikulat berbahaya ini akan tetap mengancam warga yang hidup di kota tersebut,” papar dia.

Eksplorasi | Aditya | antara

Tags: batubaraPLTUsengsara
Aloysius Diaz Aditya

Aloysius Diaz Aditya

Next Post
Industri Batubara Anjlok, ABM Investama Pangkas Sana Sini

Industri Batubara Anjlok, ABM Investama Pangkas Sana Sini

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Sempat Diduga Bermasalah, Proyek LNG Terpadu di Banten Bakal Diteruskan

Sempat Diduga Bermasalah, Proyek LNG Terpadu di Banten Bakal Diteruskan

9 tahun ago
Alhamdulillah, Akhirnya Jokowi Putuskan Blok Masela Dibangun di Darat

Jokowi: Penyediaan Tenaga Listrik RI Tak Bisa Menunggu

9 tahun ago

Sering Dibaca

  • Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Rencana PHK di ConocoPhillips Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Akui Pipa bocor di Dumai, Chevron: Sudah dipasang oil boom

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PLN Teken Jual Beli Listrik Tujuh Pembangkit Mikrohidro

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Zurich Syariah Catat Pendapatan Mencapai Lebih dari Rp 1,4 Miliar Selama Periode Haji 2025 18 Juni 2025
  • Meski Terus Ekspansi, ASLC Akan Bagikan Dividen Total Senilai Rp12,7 Miliar 18 Juni 2025
  • Jaminan Unit Tersewa dan Insentif PPN Mendukung Investasi Apartemen pada Tahun 2025 18 Juni 2025
  • Menanti Keputusan The Fed, Bitcoin Siap Cetak All-Time High? 18 Juni 2025
  • Gelar RUPST Perdana, MR.D.I.Y. Indonesia Setujui Alokasi 11,73% dari Laba Bersih 2024 untuk Cadangan Wajib 18 Juni 2025
  • RUPST Tahun Buku 2024 ACES Setujui Pembagian Dividen Sebesar Rp579,87 Miliar 18 Juni 2025
  • Zinit Resmi Beroperasi di Jakarta, Nilai Investasi Capai Rp30 Miliar 17 Juni 2025
  • Andre Rasjid Ditunjuk Menjadi Komisaris Kredivo Indonesia 17 Juni 2025
  • Ekspor Air dan Minuman Tanpa Alkohol RI Cetak Rekor, Tembus USD164,21 Juta 17 Juni 2025
  • Awali Tahun Dengan Kinerja Positif, JTPE Targetkan Pertumbuhan Laba 10% Tahun 2025 16 Juni 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In