Eksplorasi – Proyek pembangkit USC Jawa 9&10 di Cilegon, Banten, yang dikembangkan oleh PT Indo Raya Tenaga diklaim telah memberikan dampak pada pemulihan ekonomi dan mengupayakan komitmen perlindungan ekologi wilayah sekitar.
“Realisasi proyek ini berdampak pada pemulihan ekonomi dan mengupayakan komitmen perlindungan ekologi wilayah sekitar,” kata Presiden Direktur PT Indo Raya Tenaga Peter Wijaya, Kamis (17/2/22).
Selain itu, kata Peter, adanya komitmen para kontraktor pembangunan untuk melibatkan pekerja lokal dalam pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 2×1.000 MW dengan teknologi ramah lingkungan SCR ini.
“Kami memastikan perusahaan tetap setara dalam memberikan kesempatan kerja. Juga menghindari mempekerjakan anak-anak dan diskriminasi dalam memenuhi hak-hak pekerja, sebagaimana ditetapkan oleh peraturan Kementerian Tenaga Kerja,” katanya.
Saat ini, pembangkit yang satu-satunya menggunakan teknologi SCR di Indonesia tersebut mampu mengurangi emisi beberapa jenis Gas Rumah Kaca hingga lebih dari 50 persen dan mengurangi CO2 hingga lebih dari 20 persen.
Selain itu, penggunaan teknologi hijau yang hemat batu bara dalam pembangkit ini membuat emisi dan mata pencaharian masyarakat sekitar bisa terjaga.
Informasi saja, proyek pembangkit USC Jawa 9&10 ini telah memenangkan beberapa penghargaan bergengsi dari Asia Power Award, ALB Thomson Reuters dan IJ Global sebagai Pembangkit dengan pendanaan proyek terbaik di tahun 2020 dan 2021.
Sementara, PT Indo Raya Tenaga juga memperoleh prestasi sebagai Environmental Upgrade of the Year dari Asia Power dan apresiasi dari Kementerian LHK sebagai role model pembangkit ini menggunakan teknologi reduksi gas rumah kaca terlengkap di Indonesia.
PLTU Jawa 9&10 juga menjadi salah satu penyumbang investasi terbesar di Cilegon. Bahkan Kota Cilegon masuk ke dalam 10 besar peningkatan investasi terbaik se-Indonesia. Pencapaian itu menjadi prestasi membanggakan mengingat ada 540 kabupaten di Tanah Air.