Eksplorasi.id – PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan rugi bersih senilai Rp340,59 miliar di tahun 2020. Angka ini menurun jika dibanding akhir tahun 2019 yang mencatat rugi bersih sebesar Rp611,28 miliar.
“Rugi bersih per saham juga susut menjadi Rp45 dan sedangkan akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp82,” tulis perseroan dalam laporan keuangan telah diaudit di Jakarta, Senin (15/3).
Sementara dari sisi total pendapatan usaha sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp15,215 triliun atau turun 21,05% dibanding tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp19,341 triliun.
Namun, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp14,096 triliun atau turun 22,53% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp18,197 triliun. Sehingga laba kotor turun 2,099% menjadi Rp1,119 triliun.
Sedangkan pada sisi ekuitas tercatat sebesar Rp4,94 triliun atau turun 5,9% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp5,25 triliun. Adapun total kewajiban tercatat sebesar Rp9,577 triliun atau turun 36,58% dibanding akhir tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp15,102 triliun.
Hasilnya, aset perseroan tercatat sebesar Rp14,517 triliun atau turun 28,7% dibanding akhir tahun 2019 yang tecatat sebesar Rp20,361 triliun.
Kemudian arus kas diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp5,4 triliun atau membaik dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat minus Rp2,08 triliun.
Selain itu, akuntan publik persereroan dalam catatannya menyebut adanya ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan akan kelangsungan usaha.
Pasalnya, perseroan mencatatkan utang senilai Rp4,5 triliun yang jatuh tempo dalam 12 bulan. Perseroan sangat bergantung pada dukungan kreditur untuk memperpanjang utang tersebut. Terlebih, produksi bijih timah perseroan turun akibat terbatasnya pasokan timah.
Diketahui, pada akhir tahun 2020, perseroan menjajaki pinjaman sebesar US$ 100 juta kepada pemegang saham perseroan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Perseroan juga mengungkapkan optimisme pembangunan smelter Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Muntok Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) rampung pada akhir 2021 dan akan dilakukan commisioning di awal 2022.
Saat ini proses pembangunan smelter TSL telah mencapai 44%. Progres ini melebih target yang direncanakan yakni 40%. Proses pengerjaan proyek smelter TSL melibatkan PT Wijaya Karya (Wika) Tbk dan Outotec Pty Ltd ini dibangun di kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat.