Eksplorasi.id – Pasokan elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada bulan Juni dan Juli 2016 ditambah 12 persen guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan selama bulan Ramadhan dan Lebaran.
“Pasokan elpiji 3 kg untuk Banyumas ditambah 12 persen, yakni dari kisaran 39 ribu tabung per hari menjadi 43 ribu tabung per hari,” kata Sales Executive Retail Depot Elpiji Cilacap Pertamina Marketing Operation Regional IV Jawa Bagian Tengah Bastian Wibowo di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Bastian mengatakan hal itu kepada wartawan saat konferensi pers di Kantor Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Banyumas.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah telah menunjuk beberapa pangkalan elpiji 3 kg untuk tetap melayani penjualan bahan bakar gas tersebut pada hari libur dan harga jualnya sesuai harga eceran tertinggi (HET) untuk wilayah Jateng yang sebesar Rp15.500 per tabung.
Menurut dia, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) juga diminta untuk menyediakan elpiji 3 kg.
Sementara itu, Ketua DPC Hiswana Migas Banyumas Anas Pribadi mengatakan dalam satu tahun terakhir, tidak ada permasalahan signifikan yang berkaitan dengan elpiji.
“Alhamdulillah tidak ada kelangkaan elpiji di Banyumas yang sampai benar-benar langka. Paling hanya terjadi sedikit keterlambatan pengiriman pasokan,” katanya.
Koordinator Bidang Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Hiswana Migas Banyumas Priyo Adi Nugroho mengatakan saat ini di Banyumas terdapat tiga SPBE yang memasok elpiji 3 kg ke seluruh wilayah kabupaten itu dengan jumlah alokasi rata-rata sekitar 39 ribu tabung per hari.
Menurut dia, jumlah tersebut dapat dipenuhi oleh seluruh SPBE termasuk dengan adanya penambahan sebesar 12 persen karena kapasitas terpasang di masing-masing SPBE sebesar 15.000 tabung.
Kendati demikian, dia mengakui kemungkinan adanya keterlambatan dalam pendistribusian elpiji akibat kemacetan pada masa arus mudik dan balik lebaran.
“Terutama di Rawalo dan Patikraja yang jalurnya padat sehingga ‘skid tank’ yang membawa elpiji dari Depot Elpiji Cilacap ke SPBE menjadi terlambat,” katanya.
Koordinator Bidang Elpiji 12 Kg Hiswana Migas Banyumas Bambang Pramono mengatakan dalam beberapa waktu terakhir terjadi penurunan permintaan elpiji 12 kg hingga 20 persen.
“Biasanya, permintaan elpiji 12 kg setiap harinya bisa mencapai 7.000 tabung, sekarang hanya sekitar 5.000 tabung per hari,” katanya.
Ia menduga berkurangnya permintaan elpiji 12 kg itu karena penggunanya beralih ke elpiji 3 kg yang sebenarnya ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Dia mengaku sering melihat orang-orang yang mendatangi minimarket dengan mengendarai mobil pribadi hanya sekadar untuk membeli elpiji 3 kg.
“Apakah mereka tidak malu, datang ke minimarket pakai mobil hanya untuk membeli elpiji 3 kg yang seharusnya ditujukan untuk saudara-saudara kita yang berpenghasilan rendah,” katanya.
Eksplorasi | Aditya | antara