Eksplorasi.id – Pemerintah memperkirakan terdapat 38 kota dengan total rumah tangga 7,9 juta yang dapat disambung jaringan gas (jargas). Untuk merealisasikan potensi tersebut, dana investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 111,3 triliun.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, penentuan kota yang bisa dibanguni jargas ditentukan berdasarkan ketersediaan gas dan infrastruktur pipa transmisi serta distribusi.
“Sehingga, memang tidak seluruh kota di Indonesia akan dibangun jargas rumah tangga,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, meski potensi yang bisa dibangun mencapai 7,9 juta rumah tangga, pemerintah tidak akan membangun seluruhnya dalam satu waktu. Pembangunan jargas akan dilakukan secara bertahap sampai 2025.
“Hingga 2019, jargas yang dapat dibangun 1,3 juta pelanggan dengan investasi Rp 18,2 triliun. Kemudian sampai 2025, diperkirakan dapat dibangun sampai 5 juta sambungan senilai Rp 70 triliun,” tuturnya.
Selain itu, Sudirman mengungkapkan, jargas 1,3 juta sambungan sampai 2019 tidak seluruhnya didanai pemerintah. Rincinya, pemerintah bakal mengucurkan dana untuk pembangunan 900.000 sambungan, PT PGN (Persero) Tbk 107.890 sambungan, dan PT Pertamina (Persero) 88.607 sambungan.
“Itu sudah termasuk dengan yang telah dibangun sampai saat ini sebanyak 204.766 sambungan,” tukasnya.
Sebagai informasi, Jargas existing ini dibangun dengan dana APBN sebanyak 97.076 sambungan, anggaran PGN 107.690 sambungan, dan Pertamina 5.000 sambungan yang tengah tahap konstruksi.
Eksplorasi | Bisnis | Aditya