Eksplorasi.id – Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto menyarankan badan usaha lain turut menjual avtur. Saat ini penjualan avtur di dalam negeri masih dimonopoli PT Pertamina (Persero).
“Salah satu cara benar tidaknya avtur Indonesia jauh lebih mahal dari negara lain ya, coba ada badan usaha lain yang menjual avtur, selain Pertamina,” kata Djoko Siswanto di Jakarta dilansir Antara, Kamis (19/7).
Djoko menilai ketika tidak ada badan usaha lain yang menjual avtur maka penilaian harga tinggi belum bisa dinilai obyektif. Sedangkan kondisi di Indonesia masih dijual tunggal oleh Pertamina.
“Ya biar tidak terkesan monopoli saja, kan kalau ada persaingan usaha, harga bisa bersaing juga,” katanya.
Hingga saat ini, menurut Djoko ada beberapa badan usaha yang sudah mengajukan proposal izin untuk menjual avtur, namun masih dipelajari dan dijajaki teknisnya.
“Sudah ada PT AKR yang mengatakan peminatan, tapi belum terealisasi pengajuannya, jadi detailnya saya belum bisa jelaskan juga,” katanya.
Djoko juga mengungkapkan penyebab lain harga bahan bakar pesawat avtur di Indonesia naik. “Ini masih perkiraan saya saja ya, kalau saya taksir penyebab utamanya adalah luasnya wilayah Indonesia yang besar dan terdiri dari ribuan pulau,” kata Djoko.
Djoko menjelaskan Indonesia yang berbentuk negara kepulauan menjadikan transportasi udara menjadi hal paling wajar untuk digunakan untuk menjangkau antarwilayah.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan PT Pertamina (Persero) agar menurunkan harga avtur minggu depan. Saat ini harga avtur yang dijual oleh Pertamina lebih mahal sekitar 20% dibandingkan harga internasional pada umunya.
Dengan negosiasi yang dilakukan, setidaknya harga bahan bakar pesawat tersebut bisa turun hingga 10%.
Data yang dihimpun Antara, harga avtur di Bandara Changi, Singapura, sekitar 178 sen per galon atau Rp 6.583 per liter. Harga ini termasuk yang paling murah dibanding bandara-bandara lainnya di dunia, termasuk di Riyadh, Arab Saudi, sekitar 200 sen per galon atau Rp 7.397 per liter.
Dalam situs resmi Pertamina Aviation, avtur di Bandara Soekarno-Hatta saat ini dilepas pada harga Rp 7.580 atau 0,56.20 dolar AS setiap liter sudah termasuk pengiriman ke pesawat namun belum menghitung PPN 10 persen dan PPH 0,3% khusus penerbangan domestik.
(SAM)