Eksplorasi.id – Schneider Electric, perusahaan global di bidang pengelolaan energi dan automasi melakukan serangkaian aktivitas untuk mensosialisasikan pentingnya pengelolaan listrik yang aman dan bertanggungjawab melalui pemilihan produk dan instalasi listrik yang berkualitas. Langkah ini merupakan inisiatif Perusahaan untuk membantu mewujudkan kota Batam menjadi kota yang lebih aman dan nyaman untuk dihuni.
Listrik memang membuat banyak hal dalam hidup kita menjadi lebih mudah. Namun di balik manfaatnya yang begitu besar, listrik juga menyimpan bahaya yang tak kalah besar. Ancaman arus pendek dan sengatan arus listrik adalah dua contoh bahaya yang selalu mengintai, karena keselamatan dalam penggunaan listrik masih belum menjadi prioritas di tengah masyarakat. Di kota Batam sendiri, hingga saat ini arus pendek listrik masih mendominasi faktor penyebab insiden kebakaran yang terjadi di berbagai tempat.
Petrus Hasudungan selaku Regional Sales Director Schneider Electric Indonesia mengatakan, Schneider Electric memiliki solusi lengkap untuk membantu masyarakat melindungi diri dari berbagai bahaya listrik, termasuk kebakaran. Misalnya, agar terlindung dari bahaya arus pendek yang berujung pada potensi kebakaran.
“Kita harus menggunakan MCB yang akan bekerja atau trip ketika terjadi arus pendek atau saat daya listrik yang kita gunakan melebihi arus nominal yang tertera pada MCB. Namun penggunaan MCB saja tidak cukup, dibutuhkan perangkat pengaman lainnya yaitu RCBO agar kita benar-benar terlindungi dari resiko yang mengancam asset dan nyawa kita sebagai pengguna listrik,” ujarnya di Jakarta.
Residual Current Circuit Breaker with Over Current Protection atau RCBO adalah perangkat yang menggabungkan fungsi MCB dan ELCB (Earth Leakage Current Breaker). Jadi, selain berfungsi untuk memutus arus listrik secara otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek karena beban arus berlebih, RCBO juga berfungsi untuk memutus arus listrik saat terdeteksi adanya kebocoran arus listrik ke tanah sehingga tidak menyebabkan kecelakaan fatal.
Untuk mensosialisasikan hal ini, para pakar dari Schneider Electric memberikan sebuah pelatihan untuk 100 orang instalatir listrik di kota Batam. Pada pelatihan yang berlangsung di pabrik Perusahaan yang terletak di Batamindo Industrial Park ini, para instalatir dapat mempelajari dan mempraktekkan langsung teknik pemasangan MCB dan RCBO yang tepat agar kedua alat ini dapat bekerja optimal dalam melindungi penghuni rumah atau gedung dari bahaya listrik. Selain itu, para instalatir ini juga diajak berkeliling pabrik untuk melihat langsung pengerjaan pembuatan produk berkualitas yang dihasilkan oleh Schneider Electric.
Pada kesempatan terpisah, Schneider Electric juga menggelar kegiatan lain yaitu acara “Partner Gathering” yang melibatkan para kontraktor, pakar kelistrikan, dan juga toko-toko yang menjual produk Schneider Electric. Di acara ini, bekerjasama dengan Departemen Perindustrian dan Perdagangan & ESDM (Disperindag) Kota Batam, Schneider Electric mengetengahkan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan perangkat listrik yang memiliki label SNI (Standar Nasional Indonesia).
Rudi Sakyakirti, SH, MH selaku Kepala Disperindag Kota Batam menjelaskan, “Di Batam masih banyak beredar produk atau peralatan listrik yang tidak berkualitas. Kami menemukan bahwa selain produk-produk yang belum memiliki label SNI, yang lebih berbahaya lagi, masih banyak pula beredar produk palsu yang tidak mampu men-deliver fungsi yang semestinya. Akibatnya tentunya sangat fatal. Kami berharap acara ini dapat meningkatkan kesadaran berbagai pihak atas pentingnya pemilihan produk yang aman dan berkualitas, yang salah satunya dapat terjamin melalui label SNI.”
“SNI hadir untuk memproteksi konsumen dengan jaminan kualitas sekaligus memproteksi produk lokal dari ancaman produk luar negeri. Bahkan, telah ditetapkan sanksi tegas atas pelanggaran regulasi SNI, yang tertuang dalam Undang-Undang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian, yaitu pasal 20, pasal 62 hingga 73. Pasal-pasal ini mengatur tentang sanksi pidana bagi pihak yang melakukan pelanggaran dan pemalsuan SNI,” imbuh Rudi.
Bagi Schneider Electric, memberikan keamanan melalui jaminan kualitas merupakan suatu komitmen mutlak. Untuk itu, Perusahaan selalu menjalankan SNI secara konsisten, baik itu dalam hal proses produksi maupun di dalam kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan lewat prestasi yang diraih Perusahaan tahun lalu, dimana Schneider Electric Indonesia berhasil meraih 4 (empat) piala peringkat emas dan 2 (dua) piala peringkat perak di ajang SNI Award 2015.
Selain menjaga kualitas, Schneider Electric Indonesia juga memiliki komitmen tinggi untuk melindungi produk lokal. Saat ini, Schneider Electric telah memiliki 8 pabrik, 4500 karyawan dan 500 supplier yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Khusus untuk produk, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Perusahaan bahkan telah mencapai 48 persen.
“Melalui rangkaian acara yang kami lakukan kali ini, kami harap seluruh stakeholder di dalam industri kelistrikan Batam pada khususnya, dan juga masyarakat Batam pada umumnya, dapat memahami bahwa bahaya kebakaran sebenarnya dapat dengan mudah kita hindari dengan memastikan bahwa pemasangan peralatan listrik pada hunian atau gedung telah memenuhi dua persyaratan penting, yaitu: memakai produk yang asli dan memenuhi standar SNI, serta dipasang dengan mengikuti peraturan yang berlaku,” tutup Petrus.
Eksplorasi | Detik | Aditya