Eksplorasi.id – Sepanjang 2020, SKK Migas berhasil mencapai beberapa target yang ditetapkan oleh pemerintah. Seperti, hulu migas nasional menghasilkan 5 (lima) capaian yang mengesankan pada aspek Reserve Replacement Ratio (RRR), lifting minyak dan gas bumi (migas), pengendalian cost recovery, penerimaan negara, dan penyelesaian proyek hulu migas.
Pada akhir 2020, lifting minyak tercatat sebesar 706 ribu barel minyak per hari (BOPD) atau 100,2% melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang ditetapkan sebesar 705 ribu BOPD.
Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), sedikit dibawah target APBN-P sebesar 5.556 MMSCFD atau tercapai 98,3%. Sedangkan untuk penerimaan negara, angka yang berhasil dicapai sebesar US$ 8,4 miliar, atau 141% dari target yang dipatok sebesar US$ 5,86 miliar.
“Berkat kerja keras bersama KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), pada akhirnya industri hulu migas berhasil melampaui beberapa target yang ditetapkan oleh pemerintah. Industri ini diharapkan dapat membantu perekonomian nasional yang juga terdampak akibat pandemi,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto beberapa hari lalu.
Untuk capaian lainnya, SKK Migas mampu menyelesaikan 15 (lima belas) proyek onstream dari 11 proyek onstream yang ditargetkan atau 136%. Dari kelima belas proyek ini diperoleh potensi tambahan produksi minyak sebesar 9.182 BOPD dan gas sebesar 111 MMSCFD.
Sedangkan untuk investasi hulu migas mencapai US$ 10,21 miliar dan pengendalian cost recovery sebesar US$ 8,12 miliar sesuai dengan target pemerintah.
Tambah Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman, selama periode 2020 terdapat beberapa milestone penting yang dicapai antaranya penyelesaian 24 (dua puluh empat) Side Letter PSC serta 61 LoA dan Amandemen PJBG terkait penyesuaian harga gas sesuai dengan aturan Keputusan Menteri ESDM No. 89K/2020 dan 91K/2020.
”Total gas yang disesuaikan mencapai 2.601 british thermal unit per day (BBTUD) terdiri dari 1.205 BBTUD untuk industri hilir dan 1.396 BBTUD untuk PLN. Penyesuaian harga gas ini bertujuan untuk memberikan dampak perekonomian bagi negara melalui bertumbuhnya kegiatan industri hilir serta berkurangnya beban subsidi kelistrikan,” kata Fatar.
Kata Fatar, SKK Migas telah selesai menyusun program kerja dan anggaran bersama KKKS guna mencapai target pemerintah tahun 2021.
“Kita ketahui target lifting minyak yang telah ditetapkan tidak berubah dari tahun ini yaitu 705 ribu BOPD, untuk memastikan tidak terjadinya penurunan produksi maka SKK Migas berupaya untuk melaksanakan kegiatan yang masif, agresif dan efisien. Kami juga bertekad, tahun 2021 no decline produksi migas nasional,” papar Fatar.
Fatar juga menjelaskan, SKK Migas menargetkan akan melakukan 616 kegiatan sumur pengembangan, jumlah ini meningkat 144% dari realisasi kegiatan serupa di tahun 2020. “Untuk kegiatan workover ditargetkan sebanyak 615 sumur dan well service juga meningkat menjadi 26.431 sumur,” jelas Fatar.
Ungkap Fatar, pada tahun 2021 SKK Migas dan KKKS juga melakukan serangkaian kegiatan untuk mengawal target jangka menengah dan panjang demi mengejar visi produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD gas di 2030.
“Kegiatan eksplorasi tetap menjadi fokus utama SKK Migas, tahun depan kami akan melakukan pengeboran 43 sumur eksplorasi, survei seismik 2D sepanjang 3.569 km, survei seismik 3D seluas 1.549 km2, seismik vibroseis 2D sepanjang 1.000 km, full tensor gravity (FTG) open area di wilayah Papua sepanjang 67.500 km, dan pseudo 3D seismic open area sepanjang 270.000 km yang menjadikannya salah satu yang terpanjang di Asia Pasifik,” ungkap Fatar.