Eksplorasi.id – Langkah pemerintah untuk menghapus subsidi listrik bagi pelanggan 450 volt ampere (VA) menimbulkan polemik. “Kalau 900 VA okelah, tapi kalau subsidi 450 VA yang sebagian besar pelanggannya rakyat miskin, sudah sangat keterlaluan. Pemerintah sudah tega menambah beban rakyat miskin,” kata pemerhati energi Fahmy Radhi kepada Eksplorasi.id, Jumat (12/5).
Menurut Fahmy, memang pencabutan subsidi 450 VA tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, tapi berpengaruh terhadap beban biaya rakyat miskin.
“Setelah tidak ada lagi subsudi BBM, yang disusul dengan pencabutan total subsidi listrik, semakin mengindikasikan pemerintahan saat ini menjalankan kebijakan ultra neo liberalisme, yang menihilkan peran pemerintah dalam perekonomian,” kata dia.
Penjelasan Fahmy, jika benar hal itu terealisasi, maka kebijakan ultra liberal yang diterapkan sangat bertentangan dengan Nawacita yang menjadi dagangan Jokowi saat kampanye pilpres.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama ESDM Sujatmiko mengatakan, langkah menghapus subsidi listrik 450 VA harus ditempuh lantaran subsidi listrik masih banyak yang tak tepat sasaran.
Dia mencontohkan salah satunya terkait subsidi listrik yang ternyata dinikmati pemilik usaha kos-kosan. Saat ini, Kementerian ESDM sedang melakukan penyesuaian data identitas pelanggan PT PLN (Persero) dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Hasilnya kelak akan menjadi bekal untuk menjadikan subsidi listrik tepat sasaran. “Yakni tertuju ke masyarakat yang memang harus disubsidi,” kata dia, Selasa (9/5).
Selama ini, banyak pelanggan 450 VA yang seharusnya tidak berhak menerima subsidi. Bila tidak ada halangan, proses penentuan jumlah pelanggan yang berhak mendapat subsidi listrik 450 VA tuntas Oktober 2017.
Setelah data tersedia, proses pencabutan subsidi listrik mulai dilakukan, termasuk besaran tarif keekonomian listrik 450 VA non subsidi.
Jumlah pelanggan listrik 450 VA tahun ini mencapai 27 juta pelanggan. Jumlah ini bertambah ampat juta dibandingkan pelanggan tahun lalu yang tercatat hanya 23 juta.
Pemerintah nampaknya akan mengulang keberhasilan penghapusan bertahap subsidi ke 18,8 juta pelanggan 900 VA dan menyisakan 4,1 juta pelanggan yang menikmati tarif murah Rp 605 per kWh.
Reporter : Sam
Mbok tolong itu CONGOR nya Fahmi jangan asal “njeplak”, kalau ga tahu bener ga usah “MENGGONGGONG”, coba silakan baca dulu http://eksplorasi.id/pln-tak-benar-subsidi-listrik-masyarakat-miskin-dihilangkan/