Eksplorasi.id – Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Boni Marasina mengatakan, secara keseluruhan, total daya listrik hingga Februari 2016 sebesar 148,04 MW dengan cadangan 6.59 MW.
“Total daya listrik saat ini sebesar 148,04. Daya yang tersedia ini tidak cukup untuk mensuplay listrik sampai ke desa-desa,” kata Boni Marasina kepada Antara di Kupang, Kamis (16/06).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan kecukupan energi listrik dan kondisi kelistrikan, di provinsi berbasis kepulauan itu.
Presiden Joko Widodo mulai 10 Mei 2016 melakukan kunjungan ke Banten, NTB dan Bali dalam rangkaian peresmian pembangkit listrik baru, dalam upaya mencapai target 35.000 MW.
Presiden berkomitmen untuk terus memantau progres pembangunan pembangkit-pembangkit baru.
Boni Marasina mengatakan, daerah itu masih mengalami kekurangan energi listrik yang cukup signifikan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga.
Menurut dia, saat ini ada enam sistem pembangkit listrik di wilayah itu mengalami defisit daya.
Ke-enam sistem itu adalah sistem Kabupaten Bajawa, Flores, sistem Kabupaten Sumba Barat (Waikabubak/Waitabula), sistem Sabu Raijua sistem Maumere, sistem Lembata dan sistem Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Dia mengatakan, sistem Kabupaten Bajawa mengalami defisit 0,01 MW, sistem Kabupaten Sumba Barat (Waikabubak) mengalami defisit 0,33 MW, sistem Sabu Raijua 0,20 MW.
Sistem Maumere mengalami defisit 1,20 MW, sistem Lembata 0,15 MW dan sistem Larantuka, Kabupaten Flores Timur mengalami defisit 0,45 MW.
Mengenai upaya, dia mengatakan dalam kebijakan pembangunan daerah, Pemerintah NTT fokus pada pembangunan sumber energi yang terbarukan.
Disamping pengurangan penggunaan energi fosil, dikhususkan pada pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga air untuk menambah daya listrik di wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste itu.
Eksplorasi / TN