Eksplorasi.id – Emisi karbon dioksida (CO2) dari sektor energi tercatat hampir tidak berubah pada tingkat 32,1 miliar ton selama 2015 meski ekonomi global tumbuh lebih dari tiga persen.
Berdasarkan data yang dikeluarkan International Energy Agency (IEA), Rabu, 16 Maret 2016 memaparkan sektor energi adalah sumber terbesar emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia dan biasanya emisinya hanya turun atau tidak berubah saat pertumbuhan ekonomi turun.
“Kita sekarang bisa melihat dua tahun berturut-turut emisi gas rumah kaca tidak terkait dengan pertumbuhan ekonomi,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam pernyataan.
Penghentian pertumbuhan emisi sektor energi sebagian besar berasal dari lonjakan produksi energi terbarukan yang menyumbang sekitar 90 persen dari semua kapasitas pembangkit baru pada 2015 menurut laporan IEA.
“Terjadi hanya beberapa bulan setelah kesepakatan (iklim) penting di Paris, ini dorongan lain untuk perang global melawan perubahan iklim,” ujar Birol.
Desember lalu lebih dari 190 negara menyepakati pakta iklim global yang dirancang untuk menekan kenaikan temperatur di bawah dua derajat Celsius di atas level pra-industri, batas yang dikhawatirkan para ilmuwan bisa menjadi titik kritis untuk iklim.
Sebagai informasi, IEA telah menyusun data emisi energi selama 40 tahun lebih dan mengatakan selama periode ini hanya empat periode sebelumnya dimana emisi turun atau datar dan tiga di antaranya dikaitkan dengan pelemahan ekonomi. Lembaga itu mengatakan analisis yang lebih rinci akan disediakan dalam laporan khusus kualitas energi dan air yang akan dirilis akhir Juni.
Eksplorasi | Tempo | Aditya