Eksplorasi.id.Gas yang diproduksi dari Blok Masela dinilai tidak cocok untuk industry petrokimia dalam negeri.
Gasdari blok yang berlokasi di lepas pantai Laut Arafuru, sekitar 155 km arah Barat Daya Saum Laki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat itu berkarakter lean yang hanya bisa diubah menjadi urea dan amoniak, tidak bisa untuk parafin dan olefin.
”Berdasarkan studi laboratorium, karakteristik gas di Blok Masela sangat berbeda dengan gas di wilayah lain seperti gas Blok Tangguh, Senoro, dan Bontang,” sebut juru bicara Inpex, Usman Slamet, di Jakarta kemarin.
Pengamat energi dari Refor- Miner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, pemanfaatan gas dari Blok Masela harus dapat memberikan nilai tambah untuk daerah dan nasional. Sejak 2003 pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun.
”Berbagai opsi pemanfaatan untuk kepentingan nasional dapat dipertimbangkan, namun harus berdasarkan pada pertimbangan teknis dan ekonomis yang paling optimal. Jika memang harus diekspor dalam bentuk LNG, penerimaan negara tetap terjamin, dan apabila LNG dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri, manfaatnya juga jelas dapat dirasakan untuk perekonomian domestik,” katanya.
Komaidi menambahkan, kelebihan LNG adalah dapat dengan mudah didistribusikan ke daerah dan kepulauan untuk digunakan sebagai sumber energi, termasuk pembangkit tenaga listrik di kawasan timur Indonesia. Pemerintah juga dapat membangun regasifikasi yang dapat digunakan untuk menopang pengembangan ekonomi maritim.
Eksplorasi/Dian/Source