Eksplorasi.id – British Petroleum (BP) Berau Ltd berharap bisa memulai pembangunan kilang Liquified Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 pada Oktober mendatang setelah penandatanganan kontrak konstruksi dilakukan.
BP Indonesia Country Head, Dharmawan Samsu mengatakan, perusahaan sebelumnya telah melaksanakan tender kontrak konstruksi atau Engineering, Procurement, and Construction (EPC) senilai US$2,43 miliar. Pemenang tender proyek tersebut adalah konsorsium Chiyoda Corporation, PT Saipem Indonesia, PT Tripatra, dan PT Suluh Ardhi Engineering.
Dengan selesainya proses tender EPC, Ia berharap konstruksi kilang LNG Tangguh 3 bisa selesai dan onstream pada tahun 2020.
“Insya Allah konstruksi bisa sekitar Oktober, yang penting kan ada proses administrasi yang harus berjalan dulu untuk contract signing. Saya tidak bisa share tanggalnya, tapi yang pasti secepatnya lah. Bulan bulan ini atau awal bulan depan kami bisa signing,” ujar Dharmawan, Rabu (3/8)
Sambil menunggu konstruksi berjalan, lanjutnya, perusahaan juga akan melakukan pengeboran sumur baru yang akan dimulai pada 2017. Sumur-sumur baru itu diharapkan akan memasok bahan baku bagi kilang LNG Tangguh Train 3.
Pengeboran itu, jelasnya, akan dilakukan di dua lapangan yang telah berproduksi di Wilayah Kerja (WK) Tangguh. Dharmawan mengatakan, saat ini perusahaan tengah melaksanakan tender jasa pengeboran, namun tidak menyebut kapan tender itu rampung.
“Jadi, untuk dua lapangan yang sudah memproduksi itu akan kami lakukan development drilling. Jumlah sumurnya saya tidak ingat, namun tentu di luar lapangan yang sudah berproduksi ada lagi lapangan lain yang kami harus lakukan pengeboran eksplorasi,” jelas Dharmawan.
Lebih lanjut, ia juga berharap rampungnya pengeboran itu bisa berbarengan dengan selesainya konstruksi kilang LNG Tangguh Train 3. “Pada saat EPC-nya selesai, pengeboran sudah kelar, pipa sudah digelar, gasnya masuk ke LNG dan mulai menghasilkan LNG di 2020,” katanya.
Ia tidak menyebut berapa besar anggaran yang akan digunakan untuk pengeboran baru ini, tetapi dana itu menjadi bagian dari investasi fasilitas LNG Tangguh Train 3 sebesar US$8 miliar. Selain itu, ia menegaskan pengeboran ini juga tidak akan dibiayai oleh sindikasi perbankan melalui skema Trustee Borrowing Scheme (TBS) senilai US$3,74 miliar, yang penandatanganannya dilakukan pada hari ini.
“Jadi kalau bicara trustee itu hanya kilangnya saja. Untuk aspek lain itu pendanaannya lain lagi,” jelas Dharmawan.
Sebagai informasi, proyek Tangguh Train 3 menyumbang kapasitas sebesar 3,8 juta Metrik Ton per tahun (MTPA) sehingga membuat total kapasitas kilang LNG Tangguh menjadi sebesar 11,4 MTPA.
Sebanyak 75 persen hasil fasilitas LNG ini diperuntukkan bagi pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) PT PLN (Persero), sedangkan sisanya dialokasikan bagi pembangkit listrik lokal berkapasitas 100 Megawatt (MW), Kansai Electric Power, dan bagi dua pabrik pupuk di Teluk Bintuni.
Selain BP, beberapa investor yang ikut serta di pengembangan fasilitas LNG Tangguh antara lain MI Berau BV (16,30 persen), CNOOC Muturi Ltd (13,90 persen), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd (12,23 persen), KG Berau/KG Wiriagar (10 persen), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc (7,35 persen), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd (3,06 persen).
Eksplorasi | Aditya