Eksplorasi.id – Era penggunaan energi fosil seperti bahan bakar minyak (BBM) perlahan akan sirna tergantikan energi yang ramah lingkungan. Indonesia mulai melirik membangun Pemangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) non uranium, melainkan berbasis unsur torium atau nuklir hijau.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) untuk Pokja Energi, Zulnahar Usman mengungkapkan, pihaknya telah mempresentasikan arah kebijakan energi ke depan dengan membangun pembangkit listrik berbahan bakar torium kepada Presiden Joko Widodo. Sebuah energi nuklir yang mengandung unsur reaktif lebih aman dibanding uranium.
“Sudah dipresentasikan ke Presiden. Presiden sudah mempelajarinya beberapa kali dan dianggap bagus, juga bisa dilaksanakan. KEIN akan terus mengawalnya melalui Pokja Energi dan Sumber Daya Mineral mendukung penggunaan energi alternatif torium,” jelas Zulnahar, Senin (4/4). Lebih jauh diakuinya bahan bakar torium yang berasal dari limbah timah sangat berlimpah di Indonesia. Negeri ini penghasil timah nomor satu di dunia, sebagai contoh torium banyak ditemukan di Bangka Belitung.
Saat ini, KEIN dan investor tersebut masih terlibat dalam negosiasi dan mencari lokasi yang cocok untuk membangun reaktor nuklir torium. Sebelumnya, Kalimantan dan Bangka Belitung disebut-sebut menjadi lokasi paling aman untuk membangun PLTN. Menurutnya, pembangunan PLTN torium belum diwacanakan negara ASEAN lain, kecuali Indonesia. Sekarang ini, sambung Zulnahar, baru China dan Amerika Serikat (AS) yang sedang sibuk membangun nuklir hijau itu.
Eksplorasi | Liputan6 | Aditya