Eksplorasi.id – Petinggi Inpex Corporation, Kenji Kawano, yang menjabat sebagai managing executive officer, bertemu dengan Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Jumat (2/12).
Keduanya dalam pertemuan tersebut membahas permintaan Inpex Masela Ltd terkait pengembangan Blok Masela. Menteri Luhut mengatakan, ada dua hal yang dinegosiasikan antara pemerintah dengan Inpex.
Pertama, perihal permintaan moratorium 10 tahun periode 2006-2016 akibat peralihan dari skema LNG Masela dari sebelumnya lepas pantai (offshore) menjadi darat (onshore)
Inpex dalam moratorium meminta perpanjangan kontrak selama 10 tahun, sehingga durasi kontrak yang semula berakhir pada 2028 bisa diperpanjang hingga 2038.
Alasan Inpex, bila Blok Masela berproduksi pada 2024, mereka bisa menikmati masa produksi selama 14 tahun. Namun, bila Inpex hanya menikmati produksi gas Masela selama empat tahun dari 2024-2028, Inpex mengklaim akan mengalami kerugian besar, alias tidak balik modal.
“Permintaan tersebut dinilai tidak mungkin diwujudkan pemerintah. Sebab, perpanjangan 10 tahun dinilai terlalu lama. Kami tadi bicara detail, masih ada dua item yang lagi dinegosiasikan. Lainnya sudah jalan, ada enam item besar,” kata Luhut.
Dia menambahkan, perihal rencana produksi LNG Masela yang ingin dinaikan dari 7,5 MTPA (metric ton per annual) menjadi 9,5 MTPA per tahun. “Inpex minta supaya 9,5 MTPA, kalau kami minta masih tetap di 7,5 MTPA,” ujar dia.
Reporter : Samsul