Eksplorasi.id – PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS) resmi menggandeng PT Sriwijaya Tanjung Carat (STC) dalam hal pengembangan dan pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api (KEK TAA) di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
Penandatangan kerja sama usaha antara SMS dengan STC dilakukan pada Senin (16/10) bertempat di Griya Agung, Istana Gubernur Sumsel dan disaksikan langsung oleh Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Utama SMS IGB Surya Negara dan Chairman STC ETS Putera.
Alex Noerdin dalam sambutannya mengatakan, Presiden Joko Widodo secara prinsip telah menyetujui Kawasan Tanjung Carat menjadi bagian dari KEK TAA, serta berkeinginan menjadikan pelabuhan laut dalam di kawasan Tanjung Carat menjadi pelabuhan internasional.
“Ketika presiden berkunjung ke Sumsel selama dua hari, yakni pada 12-13 Oktober lalu, saya sempat menyinggung progres pembangunan KEK TAA. Bahkan, Presiden Jokowi setuju menjadikan kawasan pelabuhan laut dalam di Tanjung Carat menjadi pelabuhan internasional dan bukannya menjadi pelabuhan pengumpul,” jelas Alex Noerdin.
Alex Noerdin menambahkan, dalam waktu dekat presiden akan menggelar rapat terbatas (ratas) untuk mengetahui perkembangan pembangunan megaproyek KEK TAA dan pelabuhan laut dalam Tanjung Carat.
Sementara, Surya Negara menjelaskan, STC dinyatakan sebagai pemenang beauty contest yang digelar SMS berdasarkan Keputusan Direksi No: SMS-017/SK/III/IX/2017. Surat keputusan pemenang beauty contest tersebut diteken langsung oleh dirinya pada 27 September 2017.
“Total investasi untuk megaproyek tersebut ditaksir mencapai Rp 50 triliun. Setelah pengumuman dan tandatangan kontrak, kami dan SMS secara bersama-sama mengembangkan KEK TAA dan Kawasan Penunjang Tanjung Carat (KPTC),” jelas dia.
Menurut Surya Negara, belum lama ini pihaknya telah menggelar beauty contest untuk memilih calon mitra dalam mengembangkan KEK TAA dan KPTC.
Ada tiga perusahaan yang mengikutiseleksi beauty contest tersebut, yakni PT Hai Yin, perusahaan nasional yang bekerja sama dengan investor dari Cina.
Kemudian, PT Tripatra Engineers and Constructors yang juga melakukan join dengan investor asal Cina, dan STC juga bekerja sama dengan investor lainnya.
“Pada akhir 2017, STC sebagai pemenang beauty contest akan mulai melakukan mobilisasi dan mempersiapkan temporary site facilities,” jelas dia.
ETS Putera menerangkan, pihaknya merasa bangga karena telah dinyatakan sebagai pemenang beauty contest yang digelar oleh SMS, BUMD milik Pemerintah Provinsi Sumsel.
“Kami resmi menjadi mitra kerja sama usaha (KSU) SMS untuk mengembangkan dan membangun KEK TAA dan KPTC setelah dilakukannya penandatangan kerja sama ini,” katanya.
Sekedar informasi, sejumlah perusahaan yang berpotensi menjadi tenant di KEK TAA antara lain, grup dari STC, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (petrokimia), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (pupuk), dan PT DEX Indonesia (kilang pengolahan minyak mentah).
Kemudian, PT Indocoal International (pembangkit listrik), PT Hydro Cipta Energi (pengolahan air bersih), dan Bank Sumsel Babel (BSB), serta masih banyak perusahaan lainnya yang masih dalam proses negosiasi perihal investasi di dalam kawasan.
Rencananya, DEX Indonesia akan membangun kilang pengolahan minyak mentah tersebut dengan kapasitas 100 ribu barel per hari (bph) dan tangki timbun minyak berkapasitas 12 juta barel, dan telah mengantongi izin lengkap untuk investasi di Kawasan Tanjung Carat.
Sedangkan Indocoal konon akan membangun pembangkit listrik skala besar di lokasi KEK TAA secara bertahap dengan rencana kapasitas mencapai 2 x 300 megawatt (MW). KEK TAA nanti akan dibagi empat zona sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 51/2014 tentang KEK TAA.
Adapun keempat zona tersebut adalah, pengolahan ekspor, logistik, industri, dan energi. Pengolahan ekspor misalnya industri sawit dan karet. Bahkan, imbuh Surya Negara, KEK TAA juga akan didesain untuk menampung industri skala kecil (UMKM).
Reporter : Sam