• EKSPLORASI.ID
  • MONETER.ID
  • BANTEN.CO
Rabu, Oktober 29, 2025
  • Login
EKSPLORASI.ID
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS
No Result
View All Result
EKSPLORASI.ID
No Result
View All Result
Home BERITA

Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

by Eksplorasi.id
17 Maret 2018
in BERITA
0
Berikut Profil Singkat Perusahaan yang Kena Sanksi Daftar Hitam oleh Pertamina

Ilustrasi. | Foto: Istimewa.

0
SHARES
5.9k
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook
Ilustrasi. | Foto: Istimewa.

Eksplorasi.id – PT Buana Lintas Lautan Tbk, dahulu bernama PT Buana Listya Tama Tbk, baru-baru ini dikenakan sanksi daftar hitam (blacklist) oleh PT Pertamina (Persero).

Pemberian sanksi daftar hitam tersebut menurut versi Pertamina karena perusahaan tersebut melakukan tindakan fraud (penipuan) dalam perkara penyewaan kapal tanker.

“Telah terjadi tindakan/perbuatan yang merupakan kategori fraud berdasarkan SK 43/C00000/2015-S0 Bab IX Huruf B Angka 4,” tulis VP Procurement Excellence Group (PEG) Direktorat Manajemen Aset Pertamina Joen Riyanto S dalam surat No 046/I20300/2018-S0 tertanggal 12 Maret 2018.

Baca juga:

  • Pertamina Resmi Berikan Sanksi Hitam kepada Buana Listya Tama.
  • Sewa Tanker Bermasalah, Pertamina Didesak Umumkan Sanksi Daftar Hitam bagi Buana Lisyta Tama.

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 27 November 2017, dilansir dari Kontan.co.id, pendapatan emiten berkode BULL tersebut hingga Juni 2017 masih ditopang oleh Pertamina.

Kontribusi Pertamina terhadap pendapatan BULL mencapai 63 persen. Persentase kontribusi Pertamina ini tumbuh dibandingkan 2016, yakni 59 persen. (Baca: Pertamina jadi penopang pendapatan Buana Listya).

BULL didirikan pada 2005, dan awalnya merupakan anak usaha dari PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA).

Berdasarkan penelusuran Eksplorasi.id, BULL dibuat semula untuk menyambut peluang dari berlakunya asas cabotage.

Kala itu, BLTA langsung menempatkan sejumlah kapalnya di BULL. Ironisnya, pada pada 2007-2008, BLTA terlilit utang hingga mencapai sekitar USD 3 miliar. Padahal, ekuitas BLTA saat itu hanya berada di kisaran USD 1 miliar.

Kemudian, BLTA mendaftarkan BULL sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada 10 Mei 2011, BULL memeroleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) kepada masyarakat sebanyak 6,65 miliar lembar saham.

Nilai nominalnya adalah Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 155 per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 3,325 miliar lembar dengan pelaksanaan sebesar Rp 170 per saham.

Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan. Saham-saham itu kemudian dicatatkan di BEI pada 23 Mei 2011.

Sejumlah jejak digital mengungkapkan, tujuan BLTA meng-IPO-kan BULL kala itu untuk menggunakan dana hasil IPO guna membayar sebagian utang BLTA.

Hingga akhirnya pada medio 2014, BLTA dengan terpaksa harus melepas BULL ke sejumlah investor.

Mereka adalah, PT Delta Royal Sejahtera, Kidson Pte Ltd (unit usaha dari Deutsche Holdings Asia Pacific, anak usaha dari Deutsche Bank), PT Southeast Capital Invesment, PT Goldsachs Capital Invesment, dan PT Benakat Integra.

BULL juga tersangkut utang kepada Merrill Lynch Credit Products LLC dan Orchard Center Master Limited (MLOR) sebesar USD 7,8 juta.

MLOR kemudian menunjuk Delta Royal untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD) ke BULL, dengan cara mengkonversi utang menjadi saham. Delta Royal dan Southeast Capital konon dimiliki dimiliki seseorang bernama Budy Tjokro.

Sedangkan Kidson memiliki saham BULL karena pemilik BULL sebelumnya, BLTA, mengalami gagal bayar utang kepada Deutsche Bank yang merupakan induk dari Kidson. Sebagai gantinya, Deutsche Bank menyita saham BULL sebagai salah satu kolateral.

Sementara, Goldsachs Capital adalah perusahaan yang dimiliki Janner Tandra, pun pemilik PT Nusa Bhakti Jayaraya, perusahaan kapal.

Nusa Bhakti diakuisisi BULL pada 2014, dan BULL membayar akuisisi tersebut dalam bentuk saham.

Di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan BULL per 31 Maret 2017 (tidak diaudit), BULL memiliki jumlah aset hingga mencapai lebih dari USD 248,56 juta, terdiri atas aset lancar sekitar USD 60,74 juta dan aset tidak lancar USD 187,82 juta.

BULL juga memiliki total liabilitas (utang yang mesti dibayar) sekitar USD 122,34 juta. Rinciannya, liabilitas jangka pendek USD 48,27 juta dan liabilitas jangka panjang USD 74,07 juta.

Keterkaitan Danatama

Dilansir dari situs resmi BULL, pertanggal 31 Juli 2017, pemegang saham mayoritas perseroan adalah publik sebesar 32,47 persen.

Kemudian berturut-turut diikuti PT Geo Link Indonesia (15,62 persen), PT Delta Royal Sejahtera (12,05 persen), CSSEL PRBR SA Client AC For Cayman Fun-94644032 (10,50 persen), dan PT Danatama Makmur (6,75 persen).

Halim Jusuf. | Foto: Bull.co.id

Kemudian, PT Tesco International Capital (6,72 persen), Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients – 2023904000 (5,70 persen), PT Southeast Capital Investment (5,19 persen), dan PT Goldsachs Capital Investment (5,00 persen).

Sumber Eksplorasi.id mengungkapkan, meskipun Danatama hanya memiliki saham minoritas di BULL, namun keterkaitan Danatama dengan BULL sangat dekat. Danatama pula yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek ketika BULL melakukan IPO.

“Lihat saja alamat kantornya. Keduanya sama-sama beralamat di Danatama Square yang ada di Jalan Mega Kuningan Timur, Kawasan Mega Kuningan. Bahkan, nomor blok dan kavelingnya sama. Bedanya Danatama di Kaveling 12, sementara BULL Kaveling 12A,” kata sumber di Jakarta, belum lama ini.

Houston Jusuf (kanan). | Foto: Pinterest.com.

Menurut sumber, komisaris utama (komut) BULL saat ini dipegang oleh Halim Jusuf yang notabene juga presiden komisaris (preskom) di Danatama.

Eksplorasi.id kemudian coba melihat struktur organisasi kedua perusahaan tersebut di masing-masing situs resmi perusahaan. Ternyata apa yang dikatakan sumber benar.

Selain Halim Jusuf yang menjabat sebagai komut di BULL, posisi jajaran komisaris lainnya dipegang oleh Adhi Utomo Jusman dan Hermawan Chandra (independen).

BULL saat ini dipimpin oleh Wong Kevin sebagai direktur utama, serta sejumlah direksi lainnya seperti Henrianto Kuswendi, Vicky Ganda Saputra, dan Rizal (tidak terafiliasi).

Sementara, susunan manajemen di Danatama adalah Halim Jusuf (preskom), Janeiry Louisa Tandean (komisaris), Nanny D Tirtawidjaja (presiden direktur), Henry Jusuf (direktur), Houston Jusuf (direktur), dan Sylvia Devita Tirtawidjaja (direktur).

Reporter: HYN

Tags: Buana Lintas LautanDaftar HitamHalim JusufheadlineHouston JusufPertaminasanksi
Eksplorasi.id

Eksplorasi.id

Next Post
CERI: Soal ISC, Manajemen Pertamina Diduga Lakukan Kebohongan Publik

Lakukan Tindakan 'Fraud', Pertamina Didesak Adukan BULL ke Bareskrim Mabes Polri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Sudah Tahun 2016, Aceh Masih Saja Alami Krisis Listrik

Pemadaman Bergilir di Muara Taweh

9 tahun ago
Alat Berat Tertekan akibat Lesunya Harga Batubara

Alat Berat Tertekan akibat Lesunya Harga Batubara

10 tahun ago

Sering Dibaca

  • Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    Menyigi Kedekatan Massa Manik dan Grup Danatama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PBNU siap kelola konsesi tambang batu bara seluas 26 ribu hektare di Kaltim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PGN teken amandemen ke-4 atas pinjaman senilai Rp2,16 triliun dengan Saka Energi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lembaga riset sebut optimalisasi blok besar bisa jadi andalan produksi migas nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Setelah setujui POD lapangan Geng North dan Gehem, Kementerian ESDM bidik blok Andaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

RSS Moneter.id

  • Laporan WRI 2025: 7 dari 10 ‘Knowledge Workers’ di Indonesia Tidak Memiliki Hubungan yang Sehat dengan Pekerjaannya 28 Oktober 2025
  • Hari Ekonomi Kreatif Nasional 2025: Ekraf Jadi Mesin Pertumbuhan dan Daya Saing Global 28 Oktober 2025
  • Superbank Kantongi Laba Sebelum Pajak Sebesar Rp80,9 Miliar 28 Oktober 2025
  • Bank Sumut Raih Penghargaan Kategori Tingkat Keterhunian Tertinggi 2025 dari BP Tapera 28 Oktober 2025
  • Transaksi Layanan Digital Bank Mandiri Tembus Rp3.220 Triliun 28 Oktober 2025
  • Prapenjualan BSD Naik 4% di Kuartal III/2025 28 Oktober 2025
  • Asuransi Sinar Mas Tandatangani MoU dengan BASE untuk Energy Saving Insurance (ESI) di Indonesia 28 Oktober 2025
  • Bisnis Harus Waspada Terhadap Skema Serangan SEO 28 Oktober 2025
  • PT Sararna Multi Infrastruktur Gandeng Bank Mandiri Salurkan Kredit Sindikasi Rp4 Triliun kepada Hutama Karya 28 Oktober 2025
  • Kolaborasi Allianz Life Indonesia dan Maybank Indonesia Hadirkan MyProtection Simple di Aplikasi M2U ID 28 Oktober 2025
EKSPLORASI.ID

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Navigate Site

  • REDAKSI
  • KETENTUAN LAYANAN
  • PEDOMAN SIBER
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
  • INDEPTH
  • RAGAM
  • ENGLISH NEWS
  • OPINI
  • VIDEO
  • FOTO
  • INFOGRAFIS
  • INDEKS

© 2020 Eksplorasi.id - REFERENSI BERITA ENERGI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In