Eksplorasi.id – PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco Energi) urung membagikan dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), karena mengalami rugi sepanjang tahun 2015. Menurut laporan keuangan Medco Energi, perusahaan mengalami kerugian sebesar USD 186,17 atau setara Rp 2,45 triliun (kurs Rp 13.149) juta atau anjlok dibandingkan tahun lalu yang untung USD 8,84 juta.
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, pemegang saham telah menyetujui hasil ini, dan mereka juga menyepakati laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit. “Karena, tahun 2015 ini nett loss, sehingga kami tidak membagikan dividen,” ujarnya, Rabu (29/6).
Ia menyebut, RUPST kali ini juga tidak menyetujui pelaksanaan rights issue senilai Rp 4,65 triliun yang awalnya dijadwalkan untuk pembayaran utang perseroan. Pasalnya, RUPST perusahaan tidak mencapai kuota yang disepakati, yakni sebanyak dua per tiga dari total pemegang saham. “Yang datang kali ini tidak sampai dua per tiganya. Jadi kami putuskan akan lakukan RUPS tersendiri untuk pelaksanaan rights issue,” jelasnya.
Direktur Keuangan Medco Energi Anthony Mathias menuturkan, tahun 2015 merupakan tahun terberat yang dialami perseroan seiring harga minyak dunia yang anjlok lebih dari 50 persen. Hal ini mengakibatkan harga jual minyak perusahaan juga ikut turun dari rata-rata USD 97,83 per barel di tahun 2014 menjadi USD 49,29 per barel di tahun berikutnya.
“Kami jelaskan ke pemegang saham, kerugian ini diakibatkan oleh faktor yang sama sekali tidak bisa kami kendalikan, yaitu harga. Kami hanya berharap di tahun ini bisa lebih baik lagi karena harga minyak mulai ada perbaikan,” terang Anthony singkat tanpa memberitahu target-target perusahaan di tahun ini.
Ia berharap, perseroan bisa melakukan efisiensi beban operasional lagi di tahun ini karena dianggap membantu margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tidak merosot.
Ia mencontohkan, kondisi tahun lalu, margin EBITDA perseroan sebesar 34,5 persen dengan pendapatan USD 628,5 juta atau bahkan lebih baik dibandingkan tahun 2014 di mana margin EBITDA perusahaan mencapai 33,5 persen dengan pendapatan USD 750,7 juta.
“Meski mempertahankan biaya, kami lihat pendapatan turun secara tahunan (year on year). Namun, kami juga bisa tekan biaya. Hasilnya, margin EBITDA kami membaik,” imbuh Mathias.
Sebagai informasi, pada tahun lalu, perseroan melakukan lifting minyak sebesar 22,12 juta barel atau turun 0,4 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 22,21 juta barel. Sementara, produksinya sendiri mencapai 31,61 juta barel atau meningkat 0,2 persen dari angka 31,55 juta barel di tahun 2014.
Merugi Malah Lancarkan Strategi Akuisisi
Dikabarkan terpisah, Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco Energi mengatakan perusahaannya ini malah sedang gencar melakukan akuisisi.
Dengan kerugian sedemikian rupa, Medco memilih mengambil jalan untuk mengakuisisi kepemilikan PT Newmont Nusa Tenggara senilai USD 2,6 miliar. Selain itu pula, perusahaan sudah melirik WK Chevron untuk diakuisisi.
“Jika tidak ada aral melintang, perseroan akan melancarkan aksi akuisisi dan mencari dana eksternal yang salah satunya berasal dari penerbitan surat utang tahap pertama senilai Rp 1,5 triliun yang dilakukan beberapa waktu lalu. Dari hasil penerbitan obligasi tersebut, 30 persen rencananya akan dialokasikan untuk akuisisi,” ujar Hilmi.
Eksplorasi | Aditya